Mohon tunggu...
Setyo Ari Cahyono
Setyo Ari Cahyono Mohon Tunggu... Dokter - A man who love Literatures that trapped inside doctor's body.

Penggemar sains dan sastra klasik, pemerhati politik, pemerhati semesta alam, dan penulis curahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Singgasana-ku Direbut Paksa, Jahat!

9 Maret 2021   11:40 Diperbarui: 9 Maret 2021   12:12 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri Damukria guncang, bak petir di siang bolong Prabu Ahia terperanjat dengan terpilihnya Muldakara sebagai Prabu baru Damukria versi KLB. Hal yang selalu mengusiknya tiap hari, menjadi ancaman kini terbukti sudah.

Sesepuh senior Damukria yang menggagas acara abal-abal ini mengklaim 2/3 perwakilan yang sah hadir dalam pertemuan akbar bertempat di Pertapaan Bukit Sibo. Dan mengikuti aspek legalitas yang resmi, mematuhi peraturan kerajaan, dan bukan aksi membelot atau makar terhadap kerajaan yang resmi. (Katanya). 

Negeri Damukria akhirnya terpecah, kubu Prabu Ahia dan kubu pendukung pertemuan besar yang 'menelorkan' Prabu Muldakara sebagai Prabu baru. Ahia dan ayahanda Sabiya geram bukan kepalang. 

Kisah drama perebutan Damukria dengan cara KLB akhirnya jadi trending topik di seluruh penjuru negeri dan negeri tetangga. Ada yang mendukung ada yang mentah-mentah menolak nya karena dianggap inkonstitusional. 

Banyak menggelitik pertanyaan di hati saya. Sebenarnya rencana apa yang sudah dibuat dan siapakah dibalik drama ini? 

Seperti nya tak cuman bisikan dari Prabu Jagrawi, sekutu Muldakara dari negeri jauh yang sudah lama hendak mencaplok Damukria tapi bingung caranya bagaimana. 

Muldakara yang tak suka dengan kepemimpinan Prabu Ahiya ternyata banyak mendapat bisikan dari Jagrawi untuk mengkudeta Damukria dengan cara mengumpulkan sesepuh negeri yang sesama haters Ahiya untuk  membuat pertemuan besar guna memilih prabu tandingan. 

YouTube.com
YouTube.com
Aksi kudeta dan saling klaim wilayah pernah terjadi di periode Prabu sebelum nya baik, Prabu Sabiya maupun Ratu Nengwati. Dualisme kepemimpinan, menggerogoti dan memecah belah negara. Ini sangat menarik, karena bangsa mereka di besarkan sebagai bangsa beradab, tentunya segala sesuatu harusnya didasari kesantunan dan etika. Aksi perebutan ini terkesan nekad dan ngebet alias napsu.

Saya berusaha melihat situasi ini secara objektif tanpa memihak salah satu kubu. Seharusnya Ahiya merangkul semua sesepuh negeri yang tidak suka padanya untuk diajak duduk bersama, ngopi atau bahkan sekedar hang-out refreshing bersama. Jadi biar mereka curhat ke Ahiya apa yang jadi keinginan mereka. 

Setelah menampung semua curhat, Prabu Ahiya memberikan solusi alternatif sebelum terjadi  pemecatan, yang berujung pada terjadinya kekisruhan. Atau mungkin Ahiya sudah melakukan usaha ini namun gagal dan sia-sia?

Bagi sesepuh yang merasa ikut membesarkan Damukria, jikalau kecewa mereka bisa hengkang membentuk negar baru dengan merangkul sahabat setianya dan menempati wilayah yang kosong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun