Gemuruh halilintar menghiasi awan kelabu. Langit pun tampak emosi menitikkan bulir gerimis ke Hamparan Desa. Angin dinginpun berhembus merasuk hingga ke hati. Sudah tiga Purnama aku bersandar pada "Situn", Batu di puncak bukit yang merupakan tapal batas desa ini dengan dunia luar.
"Tun, tau nggak selama ini cuman kamu yang paling setia nungguin aku dateng.."Â sapaanku pada Batu itu.
(Cerita ini berlatar belakang Desa Jawa, Stone pun dipanggil menjadi Situn)
"Ndak panas, ndak ujan kamu tetap disini ndak kemana-mana"
Setiap sore, sekitar jam 15.00 aku duduk bersandar pada Batu itu. Aku selalu berusaha menerjemahkan bahasa diamnya Situn.
"Ndul, Jendul..kok goblok banget sih kamu.."
Aku mulai mencari dari mana arah suara itu.
"Ganteng-ganteng kok diboongin sama wanita Gemblung.." lanjut suara itu.
Jendul, adalah nama panggilanku di kampung ini. Ah padahal loh nama asliku bagus untuk ukuran pemuda desa: Jenar Dulyono, disingkat Jendul.
"Ntar, ntar ini aku yang halu apa Batu ini beneran bisa ngomong?" gumam Jendul kebingungan.
"Masak yo laki tinggi, brewokan, bulu dada selebat hutan tropis mewek ditinggal cewek...? Sakit kamu Ndul??.."Â seloroh Batu itu.
"Asem kamu Tun, ..kamu ndak tau isi hatiku!"Â jawab Jendul kesal.
"Aku Ndak perlu tau isi dadamu, liat kelakuanmu disini aja udah tau kalau kamu gendeng karna wanita tho??.."Â timpa Si Tun
"Siapa namanya: Yani? Sri? Wati? Siti?.." celoteh si Batu
"B*ngs*d kamu Tun, lha mantan ku loh kok semua kamu sebut? Selama ini kamu nguping wong pacaran ya? Kamu ini Batu atau cctv sih, lha kok semua memori tersimpan?"Â tukas Jendul.
Si Tun memang tempat favorit anak-anak muda di Desa Kamojan. Selain terasa damai pemandangan di baliknya sangat perfect. Ada view kebun bunga liar beserta sungai kecil berbatu banyak.
Eitss, tahan dulu. Ingat ini bukan di kota, meskipun anak-anak muda kerap berduaan pacaran di situ mereka masih memegang tradisi dan etika. Ketauan bermesraan sama warga bisa kena denda dan dihukum "Ngeper" (bukan ngepel) : hukuman dikurung di dalam Rumah di tengah pesarean (kuburan) selama semalam ditemani 1 lilin. Ya semacam uji nyali gitu.
{Ngeper itu singkatan dari Ngejaga Pesarean}