Mohon tunggu...
Setyo Ari Cahyono
Setyo Ari Cahyono Mohon Tunggu... Dokter - A man who love Literatures that trapped inside doctor's body.

Penggemar sains dan sastra klasik, pemerhati politik, pemerhati semesta alam, dan penulis curahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Playboy Tjap Kampoeng: Ejekan Sang Batu

20 Februari 2021   11:32 Diperbarui: 20 Februari 2021   11:36 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemuruh halilintar menghiasi awan kelabu. Langit pun tampak emosi menitikkan bulir gerimis ke Hamparan Desa. Angin dinginpun berhembus merasuk hingga ke hati. Sudah tiga Purnama aku bersandar pada "Situn", Batu di puncak bukit yang merupakan tapal batas desa ini dengan dunia luar.

"Tun, tau nggak selama ini cuman kamu yang paling setia nungguin aku dateng.." sapaanku pada Batu itu.
(Cerita ini berlatar belakang Desa Jawa, Stone pun dipanggil menjadi Situn)
"Ndak panas, ndak ujan kamu tetap disini ndak kemana-mana"

Setiap sore, sekitar jam 15.00 aku duduk bersandar pada Batu itu. Aku selalu berusaha menerjemahkan bahasa diamnya Situn.
"Ndul, Jendul..kok goblok banget sih kamu.."
Aku mulai mencari dari mana arah suara itu.
"Ganteng-ganteng kok diboongin sama wanita Gemblung.." lanjut suara itu.

Jendul, adalah nama panggilanku di kampung ini. Ah padahal loh nama asliku bagus untuk ukuran pemuda desa: Jenar Dulyono, disingkat Jendul.

"Ntar, ntar ini aku yang halu apa Batu ini beneran bisa ngomong?" gumam Jendul kebingungan.
"Masak yo laki tinggi, brewokan, bulu dada selebat hutan tropis mewek ditinggal cewek...? Sakit kamu Ndul??.." seloroh Batu itu.
"Asem kamu Tun, ..kamu ndak tau isi hatiku!" jawab Jendul kesal.
"Aku Ndak perlu tau isi dadamu, liat kelakuanmu disini aja udah tau kalau kamu gendeng karna wanita tho??.." timpa Si Tun
"Siapa namanya: Yani? Sri? Wati? Siti?.." celoteh si Batu
"B*ngs*d kamu Tun, lha mantan ku loh kok semua kamu sebut? Selama ini kamu nguping wong pacaran ya? Kamu ini Batu atau cctv sih, lha kok semua memori tersimpan?" tukas Jendul.

Si Tun memang tempat favorit anak-anak muda di Desa Kamojan. Selain terasa damai pemandangan di baliknya sangat perfect. Ada view kebun bunga liar beserta sungai kecil berbatu banyak.

Eitss, tahan dulu. Ingat ini bukan di kota, meskipun anak-anak muda kerap berduaan pacaran di situ mereka masih memegang tradisi dan etika. Ketauan bermesraan sama warga bisa kena denda dan dihukum "Ngeper" (bukan ngepel) : hukuman dikurung di dalam Rumah di tengah pesarean (kuburan) selama semalam ditemani 1 lilin. Ya semacam uji nyali gitu.

Ijilampung.com 
Ijilampung.com 

{Ngeper itu singkatan dari Ngejaga Pesarean}

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun