Mohon tunggu...
Setya Enti Rikomah
Setya Enti Rikomah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu/Mahasiswa Doktoral Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Dosen/Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu/Mahasiswa Doktoral Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta sedang beraktivitas Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Alqur'an merupakan sumber dari semua ilmu

8 Mei 2024   11:22 Diperbarui: 9 Mei 2024   11:26 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gambar diambil langsung oleh penulis 

Dalam mempelajari filsafat, kita mengetahui pengertian filsafat. Menurut para filosof Filsafat diartikan yaitu kebenaran dari segala ilmu. Dalam pembuktian kebenaran suatu ilmu pengetahuan, filsafat ini digunakan sebagai wahana atau wadah untuk mencari, mendongkrak atau membuktikan kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan tesebut.

Alqur'an adalah kitab suci umat islam, yang didalamnya terkandung semua kebenaran mutlak/kebenaran hakiki, kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat, dan tidak boleh ada keraguan terhadap kebenaran isi alqur'an, karena alqur'an merupakan petunjuk bagi umat yang di dalamnya tidak ada keraguan, apabila terdapat keraguan dan kesalahan itu bukan dari alqur'an melainkan dari manusia yang mengartikannya atau mentafsirkan. 

Alqur'an adalah ilmu. Alqur'an merupakan sumber dari segala ilmu baik ilmu duniawi termasuk ilmu pengetahuan maupun  ilmu terkait akherat. Islam berpegang teguh kepada alqur'an, karena didalamnya terkandung semua ilmu. Ilmu yang menjadi syarat, dalam bahasa al-ilmu qobla amal, yang artinya berilmu sebelum beramal atau melakukan seuatu, hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya ilmu kita tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau jika melakukan pekerjaan bisa saja banyak kesalahan yang terjadi, sehingga dalam melakukan suatu amal atau pekerjaan, maka niatkan untuk medekatkan diri kepada Allah, karena Ilmu bersumber dari Allah. Allah yang memberikan ilmu kepada manusia, sehingga manusia bisa melakukan amal.

Realita ataupun fenomena merupakan suatu hal yang unik, sebagai contoh teori Einsten tentang fenomena energi yang turunannya bisa berkaitan dengan farmasi meliputi farmakodinamika, reaksi kimia, energi aktivasi dan sebagainya. Energi yang terlihat merupakan suatu kecepatan. Kecepatan itu sendiri tidak bisa dilihat oleh mata, begitu juga dengan energi, kita manusia hanya bisa merasakan energi tersebut dengan cara merasakan adanya panas, kalau bersumber dari listrik kita bisa merasakan sengatanya.

Allah adalah sang maha pencipta (Al-malik), manusia diciptakan oleh Allah. Manusia harus mengimani/percaya hal itu, karena telah dijelaskan di dalam alqur'an pada surat al-mu'min ayat 67-68, surat al-mu'minun ayat 12-16, surat al-baqoroh ayat 30 terkait proses penciptaan manusia. Manusia itu diciptakan oleh Allah, bukan yang lain.  Manusia dan seluruh alam semesta harus bertasbih kepada Allah, Allah harus ditasbihkan oleh semua yang ada dibumi dan di langit seperti yang telah dijelaskan dalam alqur'an surat al-jumu'ah ayat 1-2  yang artinya maka bertasbihlah semua yang ada di langit dan dibumi kepada sang al-malik al-qudus, al-ajiz dan al-hakim. 

Manusia merupakan sebagian kecil dari bumi dan bumi merupakan sebagian kecil dari galakasi. Manusia harus bermuhasabah dari mana asalnya, untuk apa diciptkan dan kembali ke siapa. Tidak ada yang harus disombongkan oleh manusia dan semua mahluk yang ada dibumi ini. Semua bertasbih kepada Allah, apabila diantara mahluknya tidak mau bertasbih kepada Allah, maka tidak ada kerugian bagi Allah.  Allah sang pemilik atau penguasa alam semesta. Manusia dan seluruh mahluk mempunyai ketergantungan kepada Allah sehingga dalam melakukan kegiatan misalkan ruanglingkupnya urusan dunia  dalam mencari ilmu pengetahuan harus diniatkan karena untuk mendapatkan ridho Allah, sesungguhnya ilmu pengetahuan yag kita pelajari Allah lebih mengetahui, karena Allah maha mengetahui.

Sumber gambar diambil langsung oleh penulis
Sumber gambar diambil langsung oleh penulis

Allah menyampaikan bahwa manusia merupakan mahluk yang spesifik. Allah mengutus rosul yang dipilih adalah bagian dari umat-Nya yaitu manusia  yang diangkat Allah menjadi Rosul, dengan tujuan agar tidak ada alasan dari golongan manusia seperti alasan lelah, capek, butuh istirahat, mencari ilmu seperlunya dan sebagainya. Manusia mempunyai sifat yang tidak mau serta merta menerima dalam artian banyak alasan terhadap sesuatu yang diperintahkan. Jika rosul yang di utus Allah bukan dari golongan manusia misalkan dari golongan malaikat, maka manusia bisa beralasan itu kan malaikat yang mempunyai sifat tidak mudah malas, ibadah banyak dan sebagainya. Rosul diutus Allah untuk memberikan ilmu, menyampaikan itu dengan cara membacakan, rosul belum bisa membaca, maka diperintahkan untuk membaca dijelaskan dalam surat al-alaq ''iqro' bismirobbika allazdi alama bil kholak'' yang artinya bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Tuhan yang telah menciptkanmu''.  Rosul diutus untuk menyampaikan isi kandungan alqur'an, yaitu kebenaran, dalam arti lain ilmu yang belum diketahui umatnya.

Rosul bukan hanya diperintahkan untuk membaca saja, namun membaca dengan menyebut nama tuhan yang telah menciptkan. Disini terdapat arti penciptaan, pembacaan atau ilmu harus berdasarkan nama Tuhan yang maha menciptakan. Kenapa ketika kita belajar ilmu (membaca) harus berdasarkan dengan menyebut nama Tuhan, karena ada yang mengatakan setiap amalaan dengan tidak membaca ''basmallah'' akan tertolak. Pentingnya memcari ilmu (membaca) bagi umat islam tertuang dalam surat al-baqoroh. Seluruh aktifitas keilmuan atau mencari ilmu termasuk sekolah, riset, semua itu dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, karena mahluk harus selalu bertasbih kepada Allah. Ketika melakukan pencarian ilmu atau sedang mempelajari suatu ilmu harus diawali dengan menyebut nama Allah, dengan tujuan ilmu yang kita pelajari memberikan manfaat dan tidak menimbulkan kerusakan dimuka bumi ini, agar akal fikiran manusia tetap dengan Allah, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah.

Manusia sebagai mahluk yang sedang melakukan pembelajaran dalam rangka mencari ilmu pengetahuan merupakan proses pendekatan diri kepada Allah, proses berfikir kepada Allah meskipun sedang melakukan riset/penelitian untuk mencari kebenaran dari suatu ilmu, semua ilmu itu sudah ditentukan Allah, dan manusia mempelajari dengan batas kemampuan yang Allah berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun