Mohon tunggu...
Naufal Qinthara Rasyad
Naufal Qinthara Rasyad Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta - XI IPS 1 (25)

jangan lupa untuk like dan subscribe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wajah Peperangan

24 November 2020   19:11 Diperbarui: 26 November 2020   11:41 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiri, kanan, kiri, kanan, kiri, kanan.

Hanya itu yang ada di pikiranku. Angin musim dingin tidak menggangguku lagi. Drap, drap, drap, suara sepatu bot kami berbaris di jalan pedesaan Spanyol yang berlumpur. Kami telah berbaris selama beberapa jam sekarang. 

Mengapa kami tidak menggunakan truk? Aku tidak tahu. Komando mengatakan bahwa jalannya terlalu sulit untuk dilewati truk, meskipun menurutku tidak terlihat terlalu kasar. Aku merasa kami tidak punya truk yang tersisa. Itu adalah keadaan menyedihkan dari “pasukan” kami yang mungkin lebih mirip dengan sekelompok bocah dan preman.

Kami telah berperang selama lebih dari setahun sekarang dan situasi kami terus memburuk dari hari ke hari. Banyak dari kami yang tidak memiliki helm, meskipun kondisi kami jauh lebih baik daripada pasukan-pasukan yang lain. 

Bahkan, banyak pula yang tidak memiliki pakaian musim dingin, padahal tahun lalu, 1937, Spanyol mengalami musim dingin terdingin dalam kurun waktu 20 tahun. Meski sudah menggunakan mantel yang tebal, aku masih dapat merasakan dinginnya cuaca hari ini.

Sudah dua minggu sejak kami meluncurkan serangan terhadap Teruel, seharusnya ini merupakan kemenangan yang mudah karena jumlah kami melebihi jumlah mereka, tetapi Franco bertekad untuk mempertahankan kota itu. Dia membatalkan serangan di Guadalajara pada tanggal 23 dan berjanji untuk membantu pasukan di Teruel. 

Akibatnya, para fasis di Teruel mempertahankan kota tersebut dengan keras kepala dan medan yang bergunung ditambah musim dingin ini jelas mempersulit kami. Ada desas-desus bahwa kami akhirnya akan sepenuhnya merebut kota, tetapi dengan bala bantuan fasis yang perlahan-lahan bertambah, aku ragu bahwa keadaan akan berubah.

Setelah melalui perjalanan yang terasa sangat lama, kami akhirnya mencapai garis depan. Aku bisa melihat prajurit lain di sana, rupanya mereka telah berada di sini sejak pertempuran pertama dimulai. Mereka tampak sengsara, tidak mengherankan.

Dari kejauhan, aku bisa melihat bukit yang harus kami pertahankan melawan para fasis. Komando mengatakan bahwa kami tidak akan menghadapi perlawanan berat di sektor ini, jadi, kami dikirim dengan peralatan yang relatif ringan. Namun ternyata, beberapa pasukan terdepan fasis telah mengalahkan kami ke bukit itu.

Sumber: Google Arts and Culture
Sumber: Google Arts and Culture

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun