Ini pertanyaan menggelitik yang mungkin pernah kamu dengar. Secara tidak langsung pertanyaan ini biasanya diajukan untuk mempertanyakan nasib keuangan milenial di masa depan.
Harap dimaklumi, stereotipe milienial yang tidak memiliki pengelolaan keuangan yang bagus sudah terlanjur melekat pada mereka, tentunya mengerutkan pada simpulan kalau milenial itu jauh dari kebiasaan investasi.
Lalu kalau ditanya apa milenial perlu berinvestasi, tentu saja jawabannya perlu banget. Hanya masalahnya, investasi itu belum begitu familiar di kalangan milenial. Beberapa bahkan tidak mengenalnya. Kenyataan ini juga perlu dimaklumi.
Kata investasi di masa lalu identik hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah tua dengan modal yang tidak sedikit. Alhasil, kosakata investasi tidak akrab di telinga milenial.
Anak muda hingga istilah itu kini menjadi milenial identik dengan masa untuk menikmati kemudaan. Kalau mau jujur, di masa lalu pun pasti hanya sedikit investor saham yang notabene anak muda. Investor di masa lalu kebanyakan mereka yang sudah berumur dan mapan dari sisi keuangan.
Namun di hari gini, investasi tentu sudah mudah dilakukan tak seperti di masa lalu. Investasi, khususnya investasi saham, sudah gampang buat milenial yang tak bisa lepas dari gadget.
Investasi saham, semisal melalui IPOTSTOCK, sudah bisa dilakukan dengan smartphone di genggaman tangan. Menariknya, mulai dari registrasi hingga transaksi bisa dilakukan dengan smartphone.
Milenial yang mau merdeka dari sisi keuangan memang perlu berinvestasi sedini mungkin. Karena sedini mungkin, investasi di usia milenial tak dapat dipungkiri membutuhkan pengorbanan dengan mengekang diri dari keinginan-keinginan yang sifatnya konsumtif dan hedon.
Namun pengorbanan ini bukan tanpa sebab. Pengorbanan saat ini diperlukan untuk kenikmatan masa depan. So, milenial tentu perlu berinvestasi sejak dini untuk jaminan keuangan di masa depan.