Mohon tunggu...
Setiyowati Ryski Anggraeni
Setiyowati Ryski Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang Mahasiswa

Penulis baru

Selanjutnya

Tutup

Worklife

KKN UNS 144 Ajak Masyarakat Tetap Produktif Melalui Kerajinan Tangan di Era Pandemi

3 Maret 2021   20:03 Diperbarui: 3 Maret 2021   20:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan batik jumputan oleh Tim KKN UNS dan masyarakat - Foto koleksi pribadi

KARANGANYAR -- Pandemi Covid-19 yang telah melanda selama satu tahun terakhir membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya di bidang kesehatan, pandemi ini juga sangat berpengaruh pada bidang lain, seperti sektor pariwisata, pendidikan, bahkan perekonomian Indonesia. Menghadapi fenomena tersebut,  Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), di mana pelaksanaannya dilakukan dengan menerapkan protokol 5M secara ketat yakni mencuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi.

Tim KKN UNS 144 di bawah bimbingan Heru Agustanto,S.E.,M.S.M telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata selama 45 hari di Dukuh Klatak, Desa Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Salah satu program utama tim ini adalah pelatihan batik jumputan kepada masyarakat terdampak Covid-19. Pelatihan ini dilaksanakan guna memberikan solusi usaha kepada masyarakat melalui kerajinan tangan yang tetap dapat dilakukan meski pandemi.

Pelatihan batik jumputan yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 20 Februari 2021 ini diikuti sekitar 20 peserta yang merupakan Ibu-Ibu Dukuh Kandangmenjangan, Dusun Klatak. Pelatihan ini terdiri dari pembuatan pola batik jumputan, penjahitan dan pengikatan pola batik, serta proses pewarnaan batik. Setelah kain batik dikeringkan, nantinya kain-kain tersebut dapat dibuat menjadi masker, sapu tangan, bahkan setelan pakaian. Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti jalannya pelatihan. "Dapat pengalaman baru dengan mengikuti pelatihan ini. Teknik jumputan yang diajarkan nggak cuma ngiket aja, tapi juga dengan menjahit" ungkap Minah (41) yang merupakan salah satu peserta pelatihan.

Batik jumputan memang sedang digemari akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang menyebutnya dengan istilah "tie dye". Berbagai produk yang terbuat dari batik jumputan mampu mengikuti pasar dan masuk ke segala usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Fadiyah (22) yang merupakan ketua Tim KKN 144 berharap kegiatan ini mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk mendirikan usaha. Selain dapat menghasilkan uang, membuat batik jumputan juga dinilai mampu menghilangkan rasa penat dan menenangkan pikiran.

Reporter: Nirmala Eka M. dan Chyntia Dyah R.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun