Mohon tunggu...
Juniadi Setiadin
Juniadi Setiadin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Magister Ekonomi Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengembangkan Ekonomi Islam Melalui Pariwisata Syari'ah

21 Februari 2017   21:59 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:22 4059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jumlah penduduk muslim tersebut merupakan urutan kedua setelah umat Kristiani sebesar 2,2 miliar atau 31 persen penduduk dunia (Worldaffairsjournal, 2015). Dan diperkirakan hingga tahun 2050, penduduk muslim mencapai 2,8 miliar atau 30 persen penduduk dunia. Jika melihat dari data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa permintaan suatu produk akan label halal sangat dibutuhkan, mengingat bagi seorang muslim bahwa sesuatu yang halal itu bukanlah sebatas lifestylemelainkan sebagai suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi.

Meningkatkan pendapatan domestik Bruto (PDB)

Pariwisata memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung bagi perekonomian nasional maupun lokal. Hal itu dimulai dari pembayaran jasa transportasi, menginap di hotel, mencicipi kuliner khas, berbelanja souvenir, berkunjung ke daerah wisata, semuanya memiliki dampak ekonomi. Sektor pariwisata memberikan kontribusi yang besar untuk PDB, pada tahun 2011 PDB pariwisata berjumlah 296 triliun dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 391 trilliun. 

Jika kita amati sektor hotel menyumbang PDB pada tahun 2011 sekitar 24 trilliun dan tahun 2014 menjadi 39 trilliun. Jika kita ingat kembali sektor pariwisata syariah pada tahun 2012 mulai banyak dilaksanakan dan jika kita bandingkan PDB hotel sebelum dan sesudah penerapan syariah ternyata meningkat cukup pesat, begitu juga dengan restoran dan perdagangan yang mengalami kenaikan. Kondisi pariwisata terhadap PDB saat ini berkontribusi sebsar 9% dan dengan adanya pariwisata syariah yang akan menambah segmen pasar pariwisata Indonesia diharapkan nantinya pariwisata akan berkontribusi sebesar 15% terhadap PDB.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja

Sektor pariwisata memberi dampak yang cukup tinggi dalam penciptaan  lapangan pekerjaan. Penciptaan lapangan pekerjaan sudah dimulai sejak wisatawan akan berangkat (tenaga kerja jasa perjalanan wisata), tiba dibandara (porter, tenaga kerja pengangkutan), dan ketika melakukan aktivitas perjalanan wisata (pemandu wisata dan penginapan). Sehingga pembentukan pariwisata syariah akan menambah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena akan terjadi pembentukan wisata baru. Seiring juga dengan bertumbahnya wisatawan yang menikmati wisata syariah tentu akan berbanding positif dengan jumlah wisatawan yang diserap. Jika dilihat dari data ketenaga kerjaan dari sektor pariwisata yang dirilis BPS menunjukkan kalau disetiap daya tarik wisata rata-rata mampu menyerap 25 karyawan.


Pariwisata syariah tentu bukan hanya menambah kuantitas pekerja tapi juga akan meningkatkan kualitas. Pariwisata syariah tentu akan sangat membutuhkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan akan nilai-nilai syariah. Hal ini akan menambah motivisi belajar pekerja agar terserap dalam industri ini.

Penyumbang devisa negara

Pariwisata adalah salah satu penyumbang devisa negara terbesar. Data yang dirilis BPS menunjukkan dari tahun 2010 hingga 2012 pariwisata berada pada urutan ke emapat penyumbang devisa negara dibawah migas, batu bara, minyak kelapa sawit dan karet olahan. Devisa negara yang disubangkan pariwisata tahun 2010 sebesar US$7,6 miliar, tahun 2011 sebesar US$ 8,5 miliar dan tahun 2012 sebesar US$ 9,1 miliar. Setelah tahun 2012 pasca dikembangkannya pariwisata syariah yaitu tahun 2013 dan 2014 posisi pariwisata sebagai penyumbang devisa teresar naik ke urutan 4. 

Kenaikan angkanyapun cukup besar, pada tahun 2013 devisa yang disumbangkan sebesar US$ 10,1 miliar dan tahun 2014 sebesar US$ 11,1 miliar. Hal ini tidak lepas dari pengembangan pariwisata syariah di Indonesia. Pertambahan pangsa pasar muslim tentu akan memiliki pengaruh yang cukup besar seperti contoh negara Arab yang berkunjung ke Indonesia didominasi oleh wisatawan yang tergolong berpendidikan dan tergolong sebagai masyarakat dengan perekonomian menengah keastas. 

Dari 8 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sekitar 2 jutanya adalah muslim dan sekitar 200 ribu adalah negara-negara Arab yang notabenenya adalah pangsa pasar yang baru untuk Indonesia seperti Arab Saudi, UEA, Bahrain, Mesir, Oman, Quwait, Yaman dan Qatar. Dengan hal ini kementerian pariwisata optimis bahwa sektor pariwisata akan menyumbangakan devisa sebesar US$ 18 miliar atau sekitar 200 triliun ditahun 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun