kesuksesan. Lalu Arfa lari ke Bapaknya untuk diajak main.Â
Pagi ini, sambil menemani Arfa bermain saya menyempatkan mampir ke salah satu forum diskusi yang cukup populer (bukan de**k forum tapi^^). Saat Arfa sedang asyik dengan mainannya, saya temukan satu tulisan yang menarik mengenai kerja keras di balikSaya bisa lebih fokus deh bacanya.
Ya, tulisan tersebut mengomentari 'seseorang' menganggap dirinya sukses karena kerja keras yang dilakukannya.Â
Kurang lebih begini statemennya, "Saya bisa sukses begini karena saat kamu tidur, saya sudah bangun dan berjibaku dengan kesibukan saya." Komentar Si Penulis terhadap kutipan tersebut sungguh masuk akal.Â
Setiap orang bisa kerja keras. tapi tidak semua kerja keras memberikan hasil sesuai yang diinginkan.
Saya pikir betul juga. Betapa banyak orang yang bangun lebih pagi dan tidur lebih larut, tapi hidupnya 'begitu-begitu' saja. Kurang kerja keras apa?
Keberuntungan juga Berpengaruh loh
Ternyata, ada faktor keberuntungan juga yang membersamai kesuksesan seseorang. Dalam tulisan tersebut, diumpamakan jika seorang Bill Gates lahirnya bukan di Amerika, tapi di Afrika di mana anak-anak di sana boro-boro kenal komputer.Â
Bisa baca tulis saja sudah bersyukur sekali. Maka kita tidak bisa mendewakan yang namanya kerja keras, karena ada faktor keberuntungan juga yang membuat seseorang itu sukses.Â
Ada privilege tersendiri yang membuat seseorang memiliki akses menuju kesuksesan lebih cepat (dengan tantangan-tantangan tersendiri pula).
Sebagai Muslim, bisa dibilang Takdir kali ya. Kita ga pernah tahu kan, akan terlahir di rahim siapa, di mana, dengan warisan gen yang seperti apa, dengan lingkungan yang seperti apa...
Makanya, selain kerja keras, kita butuh sekali yang namanya doa...Â
Karena sebagai manusia, wilayah kekuasaan kita hanyalah ikhtiar, usaha. Sedangkan hasilnya adalah sesuai kehendak Tuhan.
Doa + Usaha = Sukes (?)
Lantas, kalau sudah kerja keras tapi tidak sukses juga, apakah karena ia tidak berdoa?
Tidak juga.Â
Seringkali, kita masih menggunakan kacamata kuda untuk melihat segala sesuatu. Kita hanya melihat dari sisi duniawi saja, di mana standar kesuksesan seseorang dilihat dari status masyarakat, kekayaan, pendidikan, dan sebagainya.Â
Kita tidak tahu kan, kalau ternyata ada banyak sekali parameter kesuksesan dan tiap orang tentu memiliki standar yang berbeda-beda.
Bagi saya pribadi, sukses itu adalah saat di mana kita mengenal diri kita dan memberikan manfaat seluasnya bagi sesama sesuai kapasitas yang di miliki.
Mengenai keberuntungan, entah bagaimana saya sering merasa diri saya cukup beruntung. Sekian kali saya ikut lomba, bisa dibilang tanpa persiapan yang signifikan, qadarallah bisa menyabet gelar juara.Â
Walaupun di sisi lain sering ga lolos juga sih kalau apply sesuatu atau ikut kompetisi tertentu bahkan dengan usaha dan modal yang ga sedikit. Jadi, ga ada formula yang benar-benar pasti untuk bisa sukses.Â
Yang jelas, kita bisa mengusahakan untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin sebisanya.Â
Kalaupun hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, ia bisa menjadi pelajaran berharga untuk kedepannya.
Mereka = Mereka, bukan Kita
Sungguh, kita akan pusing dan tertekan sendiri kalau standar sukses kita adalah seperti yang terlihat pada diri orang lain.
Karena, mereka adalah mereka.Â
Mereka punya privilege tersendiri. Big why mereka pun sesuai dengan perjalanan hidup mereka. Kerja keras mereka memang tidak dapat dinafikan, tapi tentu hasilnya berbeda kalau kita yang menjalaninya.Â
Itu yang membuat mereka sampai pada titik mereka saat ini.Â
Lalu, apakah kalau kerja keras pasti sukses?
Setidaknya, dengan kerja keras kita berproses untuk menjemput kesuksesan.
Karena, sukses itu ketika kesiapan bertemu kesempatan. Maka, hendaknya kita menyiapkan diri dengan usaha terbaik dan nantikan kesempatan itu datang sebagai keberuntungan.Â
Menurut kamu gimana?Â
Yuk diskusi di kolom komentar^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H