Mohon tunggu...
sesti margo rahayu
sesti margo rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - sesti margo rahayu

imperfect and human, are we?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mindset Pakaian dan Pelecehan Seksual

30 Juni 2021   13:59 Diperbarui: 30 Juni 2021   14:09 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru-baru ini terdapat banyak sekali kasus mengenai pelecehan seksual yang terjadi kepada kaum wanita. Hal ini menjadikan momok yang menakutkan bagi setiap perempuan untuk pergi sendiri dengan perasaan tenang dan aman. Tentunya hal ini tidak hanya berpusat kepada beberapa hal yang hanya di salahkan kepada salah satu pihak saja.

Selama ini, pelecehan seksual dianggap menjadi hal yang biasa dan pastinya selalu di kait-kaitkan dengan bagaimana cara berpakaian si korban maupun bagaimana cara si korban membawa dirinya sendiri. Dalam hal ini, banyak yang membuktikan bahwa pelecehan seksual terjadi bukan hanya karena pakaian saja yang menjadi faktor utama, tetapi niat dan juga pikiran yang ada di dalam diri pelaku.

Para perempuan berusaha mengikuti arus mengenai harus menutup bagian tubuh dengan benar dan juga memakai pakaian yang longgar dan tidak menunjukkan bagaimana bentuk tubuh dengan jelas. Selama bertahun-tahun hal tersebut terus menerus di gaungkan dan seakan-akan pelecehan seksual terjadi hanya karena salah satu pihak saja. Mulai dari bagaimana cara berpakaian dan juga cara berperilaku, hal itu hanya terfokus kepada perempuan yang mana menjadi objek seksual.

Pada akhirnya perempuan pun mengikuti apa yang di perintah walaupun pelecehan seksual ini terus menerus terjadi, bahkan tidak lagi memandang hanya perempuan yang memakai pakaian terbuka saja yang menjadi korban.

Pelecehan seksual ini memiliki berbagai macam jenis, mulai dari perhatian yang tidak diinginkan seperti misalnya para laki-laki yang sering memberikan siulan ataupun pandangan penuh nafsu saat perempuan lewat hingga pemaksaan seksual dimana laki-laki memeluk hingga menyentuh bagian-bagian tubuh yang di larang. Hal ini menjadikan bahwa pendidikan mengenai hal tersebut harus terus di galakan untuk nantinya generasi-generasi penerus bisa memahaminya.

Seakan tidak menjadi fokus yang berarti, laki-laki seperti tidak di berikan edukasi khusus mengenai bagaimana cara mereka untuk mengetahui apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan kepada perempuan. Padahal, hal tersebut merupakan hal penting yang harus di lakukan agar nantinya bisa terjadi keseimbangan antara satu dan yang lainnya.

Banyak juga yang beranggapan bahwa korban pelecehan seksual di anggap menolak saat akan di berikan suatu kesenangan tersendiri, dalam hal ini kenapa korban menolak tentu saja karena korban tidak consent. It's not about how you can pleasure them, it's not.

Masih banyak sekali orang yang berpikir bahwa pelecehan seksual hanya dan bisa terjadi untuk para kaum hawa saja. Padahal, hal tersebut tidak benar. Mungkin secara tidak sengaja, pelecehan seksual terhadap kaum laki-laki juga sering terjadi di kalangan masyarakat yang ada di sekitar. Tetapi, mengingat bahwa laki-laki di anggap kuat dan itu merupakan hal candaan, tentunya hal tersebut tidak di anggap hal berarti padahal kita tidak tahu apa yang di rasakan si korban.

Edukasi mengenai hal demikian sering di anggap tabu dan juga selalu mengarah kepada hal-hal jorok yang berhubungan dengan seks, padahal, hal ini adalah hal penting yang harus di berikan dan di ajarkan kepada semua orang terutama generasi muda. Agar nantinya generasi muda lebih bisa di arahkan lagi dan bisa mengetahui apa yang baik dan apa yang tidak baik.

Mindset lama yang masih berkembang di setiap lapisan masyarakat hingga saat ini bukan menjadi hal yang mudah untuk di hilangkan begitu saja. Membutuhkan banyak perubahan dan pembaharuan baik dari bagaimana orang tua mendapatkan pengetahuan dan memberitahukannya kepada anak-anak mereka, ataupun bagaimana sekolah dalam memberikan pendidikan hal semacam ini kepada para siswanya.

Hambatan-hambatan yang ada di sekitar kita terhadap betapa pentingnya menjaga diri dan mengetahui hal-hal yang bisa membahayakan diri dan orang lain merupakan hal yang bisa di hilangkan dengan terus menggaungkan dan memberikan edukasi. Walaupun edukasi tersebut hanya di berikan secara sedikit demi sedikit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun