Mohon tunggu...
Serafina TasyaraniKhairunisa
Serafina TasyaraniKhairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa S1 program studi Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

Seseorang dengan kepribadian ENFJ.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memutus Rantai Generasi Sandwich

15 Juni 2022   20:29 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:41 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Istilah generasi sandwich muncul di akhir abar ke-20. Istilah ini merupakan kiasan untuk orang dewasa dengan rentan umur 30 hingga 40 tahun yang harus membiayai 3 generasi yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak mereka. Kondisi tersebut dapat dianalogikan seperti sandwich dimana daging terhimpit oleh 2 buah roti. Roti tersebut sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah). Sedangkan sepotong daging adalah mereka sendiri.

Generasi sandwich menjadi tiga ciri berdasarkan perannya:

1. The Traditional Sandwich Generation

       Biasanya merupakan orang dewasa berusia  rentang 40 hingga 50 tahun yang dihimpit oleh tanggungan merawat orang tua berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan dukungan finansial.

2. The Club Sandwich Generation

       Biasanya merupakan orang dewasa berusia  rentang 30 hingga 60 tahun yang mempunyai tanggungan menghidupi keluarga inti seperti orang tua, anak, cucu (jika sudah punya), dan atau nenek kakek (jika masih hidup).

3. The Open Faced Sandwich Generation

       Biasanya merupakan seseorang yang berprofesi mengasuh orang lanjut usia, namun bukan spesialis atau ahli dalam profesi tersebut. Salah satu contohnya adalah pengurus panti jompo.

       Beberapa faktor yang melatarbelakangi peristiwa ini yaitu penambahan rentang hidup dan usia seseorang untuk melahirkan anak dan kegagalan finansial orang tua. Semakin berkembangnya zaman, banyak orang berusia matang mulai berpikir untuk menunda pernikahan sampai mereka matang secara mental dan finansial. Hal ini ditujukan untuk menghindari permasalahan yang dapat terjadi dalam rumah tangga juga demi masa depan anak mereka. Sehingga tak jarang, mereka menikah ketika berusia 30 tahun keatas dan tentu saja memiliki anak disaat usia yang tergolong tidak muda. Saat nantinya mereka memiliki anak, orang tua mereka pun sudah masuk usia senja dan butuh perawatan. Hal inilah yang memicu peristiwa generasi sandwich. Faktor lain yaitu kegagalan finansial orang tua yang membuat orang tua bergantung dan membebani anak mereka ketika sudah memasuki usia senja.

       Memutus rantai generasi sandwich bukanlah hal mudah. Butuh waktu, konsistensi, dan usaha yang besar untuk melakukannya. Berikut merupakan langkah agar kamu dan generasi selanjutnya terhindar dari beban berat yang harus ditanggung oleh para generasi sandwich.

1. Memiliki tabungan berencana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun