Mohon tunggu...
Septi aprilia putri
Septi aprilia putri Mohon Tunggu... Diplomat - Anak hubungan internasional

Never give up!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perspektif Marxisme dengan Konflik Sosial dalam Hubungan Internasional

13 Maret 2020   21:00 Diperbarui: 10 April 2020   20:53 5932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hubungan internasional adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mecapai kepentingan nasional negara tersebut. Didalam hubungan internasonal juga mempelajari perfektif yang disampaikan melalui banyak filsuf seperti liberalisme menurut Adam Smith, realisme menurut Tycudides dan Thomas Hobbes dan ada pula Marxisme menurut Karl Marx.

Disini saya akan menyapaikan perfektif dalam hubungan internasional yaitu pemikiran Marx atau yang dikenal dengan Marxisme. Latar belakang pemikiran ini adalah adanya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh pihak pengusaha yaitu kaum kapitalis atau kaum borjuis. Terhadap pihak buruh yaitu kaum proletar. Para buruh yang bekerja dengan pengusaha memiliki jam kerja yang telah ditentukan oleh pihak pengusaha dengan upah yang rendah, tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum buruh. Lalu, seorang filsuf yaitu karl marx mempunyai pemikiran, Masyarakat manusia adalah sejarah perjuangan kelas yang mana melahirkan kelompok borjuis dan kelompok proletar.
Kaum borjuis adalah pihak yang memiliki modal serta alat produksi. Sedangkan, kaum proletar adalah pihak pekerja yang tidak memiliki modal dan memiliki suatu kemampuan yaitu dengan menjual jasanya kepada pihak borjuis. Kelompok yang menyadari bahwa posisinya berada pada kelompok proletar, ini melakukan suatu pemberontakan yang sangat keras terhadap kaum borjuis. Konflik ini sangat ricuh dan akhirnya melahirkan perubahan dalam masyarakat. Menurut pemikiran karl marx, suatu saat nanti kaum proletar lah yang memenangkan perjuangan kelas ini yang kemudian akan melahirkan masyarakat tanpa kelas. Perpektif marx memandang konflik dengan beberapa konsepsi tentang kelas sosial, perubahan sosial,  kekuasaan dan negara dimana konsepsi tersebut saling berkesinambungan satu sama lain.


Kaum borjuis memiliki segala cara agar tujuannya tercapai,  salah satunya adalah dengan memanfaatkan negara untuk mengendalikan dan memegang kekuasaan atas alat produksi yaitu dengan memiliki bukti yang sah dengan cara meminta di negara. Maka dari itu, kaum borjuis ini dapat menentukan apa yang dapat diproduksi dan didistribusikan. Menurut karl marx,  pemerintahan ini lebih berpihak kepada kaum borjuis dari pada kaum proletar.


Teori konflik ini memunculkan yang namanya perfektif konflik. Perfektif sendiri mempunyai arti yaitu suatu pandangan yang tertuju kepada masyarakat sebagai sesuatu yang dapat berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang kekuasaan yang terus menjaga dan mempertahankan posisinya.
Didalam mencapainya suatu tujuan tentunya kelompok harus mengorbankan Kelompok lain agar kelompok tersebut dapat mempertahankan posisinya yang teratas dan mendominasi.  Begitu pula, kaum borjuis yang melakukan segala cara agar posisi nya tidak dapat diganggu gugat.  


Contoh kasus yang dapat dikaitkan dengan persfektif marxisme adalah seperti hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia. Dimana eksploitasi dan kekerasan terjadi pada tenaga kerja Indonesia (TKI) yang kerjanya di Malaysia. Dalam pandangan Marxisme ini kasus kekerasan bukan menitikberatkan pada negara tetapi cenderung pada pertentangan kelas. Dimana kaum borjuis sebagai majikan dan kaum proletar sebagai TKI. Inilah yang menjadikan adanya kekerasan TKI karena majikan memiliki power sehingga terjadilah eksploitasi tersebut.

Berdasarkan tulisan diatas, maka dapat disimpulkan perspektif karl marx adalah perspektif yang memandang antara kaum borjuis dan kaum proletar yang memiliki konflik sosial. Pandangan marxisme ini adalah suatu pandangan yang berorientasi pada Struktur sosial dan lembaga sosial didalam masyarakat.  Pandangan ini dapat memposisikan sebagai masyarakat adalah ajang perubahan yang kompoten untuk menciptakan suatu perubahan sosial yang besar. Dalam konteks pemeliharaan tatanan sosial, perfektif ini menekankan pada peranan kekuasaan. Persfektif ini bertujuan untuk memahami kemungkinan masyarakat yang akan menggantikan aliansi, eksploitasi dan keterasingan dengan kebebasan.
Dalam perspektif marxisme, perekonomian adalah tempat terjadinya perbedaan kelas sosial, khususnya dalam kasus konflik antara kaum borjuis dan kaum proletar. Dalam kasus ini kaum borjuis lah yang memiliki kekuasaan sedangkan, kaum proletar menjadi keterbelakangan terhadap sistem ekonomi kapitalis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun