Mohon tunggu...
Septiandra
Septiandra Mohon Tunggu... Wakil Pialang PT. Millennium Penata Futures -

Hanya pembaca biasa yang mencoba untuk ikut bersuara... Maksud saya, ikut menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

‘Internet’, Teman atau Lawan?

26 Februari 2016   17:38 Diperbarui: 26 Februari 2016   17:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="jumpthecurve.net/wp-content/uploads/2014/04/image.jpeg"][/caption]Sebagai pendatang baru, saya mengucapkan mohon bimbingan dari para senior yang berada di KOMPASIANA. Ucapan ini tertuju pula khususnya kepada para sesepuh dan admin.

Masih teringat jelas beberapa tahun yang lalu, saat pertama kalinya saya mengenal ‘internet’, ketika itu pula saya mulai berselancar entah ke mana, sesuai isi kepala ini bersuara. Tahun 1999 tepatnya, di salah satu warnet terkenal di kota terbesar yang terletak di ujung barat pulau Sumatera, saya berkenalan untuk pertama kalinya dengan dunia maya yang saat ini sudah menjadi sebuah trend. Pada masa itu, saya tidak pernah sekali pun menggunakan internet untuk menambah wawasan, baik itu dengan cara berselancar ke situs-situs tertentu yang berisi tentang berita ataupun mencari ‘website’ yang membahas bidang ilmu tertentu. Sekarang banyak yang bilang, “Tanya aja sama, Mbah Googl*.” Dulu saya baru mengenal ‘Y*hoo’, dan itu pun masih sangat terbatas lingkup pencariannya.

Seiring waktu berjalan, tiba lah pada masa pertama kalinya saya mengenal media sosial, tahun 2003 tepatnya. Kala itu saya juga masih belum menggunakan ‘internet’ sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan. Saya menggunakannya hanya sebagai sarana hiburan, selain televisi dan radio. Pada masa mengenal media sosial ini pun akhirnya bisa menambah fungsi ‘internet’ sebagai sarana ‘silaturrahmi’, menjaga hubungan pertemanan. Beberapa teman lama yang sudah hilang kontak pun tidak jarang dapat bersua kembali melalui media sosial ini. Fungsi ini pun masih tergunakan sampai detik ini.

Di tahun 2004, pertama kalinya saya mengenal fungsi ‘internet’ sebagai penambah wawasan. Ia banyak membantu saya untuk mencari referensi dalam mengerjakan berbagai tugas kuliah. Tidak sedikit informasi yang dapat ditemukan asal kita tahu kata kuncinya, bahkan hampir semua bidang ilmu pengetahuan dapat kita jelajahi. Pada masa ini pula saya berkenalan dengan ‘Mbah Googl*’ untuk pertama kalinya. Beliau menggantikan ‘Y*hoo’ sebagai rekan saya dalam mencari berbagai informasi melalui dunia maya. Sampai saat ini, kesaktian Beliau masih belum terkalahkan.

Selama rentang waktu yang tidak sebentar tersebut, saya masih meyakini bahwa ‘internet’ memang bermanfaat bagi sebagian besar orang. Tiba di tahun 2013, keyakinan saya mulai memudar. Saya baru menyadari bahwa ‘internet’ itu ibarat belati bermata dua. Belati yang mampu melukai sisi yang dihadapinya maupun yang membelakanginya. Sama hal nya seperti hasil perkembangan teknologi lainnya, semua memiliki dua sisi yang berlawanan.

Untuk berselancar di dunia maya dengan aman ternyata juga dibutuhkan kemampuan untuk menyaring informasi. Aliran informasi di dunia maya jauh lebih deras dibandingkan dengan televisi. Informasi di dunia maya berasal dari berbagai narasumber, baik itu pribadi ataupun kelompok. Setiap pribadi ataupun kelompok ini memiliki misi yang berbeda-beda dalam menyampaikan atau membagi informasi. Masing-masing dari mereka memiliki cara sendiri dalam membungkusnya.

Tidak sedikit pula di antara beragam informasi yang tersedia di dunia maya ini yang ternyata bukanlah fakta. Masih mending jika informasi itu sedikit melenceng, tidak sedikit di antara informasi itu yang ternyata berbanding terbalik dengan fakta. Siapa yang menjadi korbannya? Mereka yang bisa mengakses ‘internet’ dan sedikit sekali bekal ilmu menyaringnya atau bahkan tidak memiliki bekal untuk memilah informasi sama sekali. Lebih gawat lagi jika ternyata si korban yakin dengan informasi tersebut, bisa jadi si korban menjadi sarana propaganda bagi sang sumber informasi.

Sejak tahun 2013, saya perhatikan sendiri melalui salah satu media sosial yang cukup populer saat ini, bahwa tidak sedikit orang-orang yang saya kenal pada akhirnya menelan mentah-mentah sebagian besar informasi yang ia terima dari dunia maya. Jika mereka suka dengan bungkusnya, dengan sendirinya mereka langsung percaya isinya. Perlahan tapi pasti, hingga saat ini mulailah terlihat jelas dampaknya, perselisihan di mana-mana. Perbedaan pendapat memang tidak harus dihapuskan, namun tidak pula mesti diungkapkan dengan lugas, apalagi jika sampai memaksakan harus diterima oleh orang lain. Semua ada aturan yang berlaku, jika aturan tersebut tidak tertulis maka setidaknya ada nurani atau kesadaran moral yang jadi remnya.

Pemerintah, khususnya kementerian terkait, sebaiknya memberikan perhatian penuh dalam menangani fenomena ini. Banyak pihak yang sudah cukup berpengalaman dalam menggunakan ‘internet’, namun tidak sedikit dari mereka yang menggunakannya untuk tujuan yang tidak baik. Saya yakin ini memang harus terjadi, bagian dari pembelajaran bagi masyarakat kita. Jika dapat diarahkan dan difasilitasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin masa peralihan ini berlangsung damai dan bisa cepat berlalu. Sebagian besar pengguna ‘internet’ masih memerlukan panduan dan perlindungan dari pihak berwenang.

‘Internet’ murah dan dapat diakses oleh semua kalangan memang sebuah perkembangan yang saya rasakan baik, sejak tahun 1999 hingga 2013. Namun sejak 2013 hingga hari ini, saya akhirnya mengenali salah satu sisi berbahaya darinya. Ia bisa menjadi rekan yang sangat luar biasa bagi kita, sekaligus musuh terkejam. Bisa jadi ini adalah masa bagi sebagian besar masyarakat kita untuk berkenalan dengan ‘internet’, dan akan datang masa dimana sebagian besar dari mereka dapat memanfaatkannya, bukan lagi sebagai korbannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun