Mohon tunggu...
Septiana Rosanti
Septiana Rosanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Saya Septiana Rosanti, biasa dipanggil Rosa. Saya menulis di waktu luang melalui blog pribadi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaat Lahan Sempit dengan Budidaya Aquaponik

1 September 2022   12:29 Diperbarui: 1 September 2022   12:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sistem aquaponik adalah alternatif gabungan menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses simbiosis mutualisme antara tanaman dan ikan, dimana tanaman akan memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan, jika kotoran dalam kolam dibiarkan maka akan menjadi racun bagi ikan. Tanaman berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurangi zat racun kotoran tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, selain itu tanaman juga menjadi suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang  mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas.


CMS (2011) menyatakan bahwa aquaponik merupakan kombinasi yang menarik antara akuakultur dan hidroponik yang dapat mendaur ulang nutrisi, dengan menggunakan sebagian kecil air daur ulang hingga membuat pertumbuhan ikan dan tanaman secara terpadu. Sistem aquaponik membutuhkan campur tangan teknologi sederhana dan tepat guna. Seringkali kita tertukar antara istilah hidroponik dengan aquaponik, bahkan mungkin tidak tahu kalau istilah itu berbeda. Aquaponik mengandalkan nutrisi untuk tanaman diperoleh dari air limbah organik ikan atau organisme air lainnya. Hidroponik mengandalkan nutrisi yang diperoleh dari pupuk berupa campuran batran-bahan kimia (Syarietq et al., 2014).


Deustche Welle Indonesia (2009) menyatakan Ikan air tawar memproduksi kotoran yang merupakan pupuk bagi tanaman. Dengan memanfaatkan air limbah dari kolam ikan, kebutuhan air dan pupuk bagi tanarnan tidak lagi meiadi masalah. Sistem teknologi aquaponik muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Aquaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran (Hidayat, 2011). Selanjutnya Hidayat (2011) mengemukakan bahwa berkaitan dengan pemeliharaan ikan agar dalam aquaponik adalah padat tebar ikan, Padat tebar pada Ikan Mas : 10 -200 ekor/m2 , Ikan Nila : 100 -150 ekor/m2 , Ikan Gurame : 5 – 10 ekor/m2, Ikan Lele : 100 - 150 ekor /m2 dan Ikan Patin : 10-15 ekor/m2.

Kelompok 26 KKN MMK UIN Walisongo Semarang mengadakan sosialisasi kegiatan budidaya aquaponik di Dusun Kebon Kliwon, Desa Bergaskidul. Kami mengundang ibu-ibu di Dusun Kebon Kliwon dalam sosialisasi aquaponik, ada 30 peserta yang hadir mengikuti kegiatan. Kegiatan sosialisasi diawali dengan penjelasan tentang apa itu aquaponik, bagaimana sistem aquaponik, dan apa yang dihasilkan dari aquaponik. Selanjutnya dilanjutkan dengan praktik bersama membuat aquaponik. Kami menyediakan 6 buah ember untuk dibagikan di tiap kelompok yang terdiri dari perwakilan setiap RT, setelah itu ember diisi air hingga penuh. Setelah itu siapkan cup atau gelas plastik lalu diberi lubang kecil-kecil untuk jalan keluar masuknya air, wadah atu cup tersebut lalu diletakkan pada pinggir ember dengan bantuan kawat, begitu hingga melingkari ember. Setelah itu masukkan arang dalam cup secukupnya, fungsi arang adalah sebagai media tanam, dimana arang sebagai tempat pemicu pertumbuhan mikroorganisme yang dapat membantu pertumbuhan tanaman.


Dalam pelaksanaan sosialisasi kami menggunakan kangkung dan lele. Kangkung merupakan tanaman yang dapat hidup di darat maupun air, selain itu masa pertumbuhan kangkung terhitung cepat dan mudah. Lele merupakan ikan dengan penghasil kotoran yang banyak, sehingga baik untuk menutrisi kangkung. Kangkung yang telah dipotong hanya menyisakan batang dan akar dimasukkan ke dalam cup yang sudah diisi arang. Setelah itu lakukan inkubasi atau diamkan selama dua hari untuk penyesuaian pH air, penyesuaian tanaman terhadap lingkungan barunya. Jika sudah melewati masa inkubasi, ikan lele yang masih kecil dapat dimasukkan ke dalam ember. Panen kangkung pertama adalah 14-21 (2-3minggu) hari sejak tanam. Sisakan bagian bawah tunas kangkung untuk pertumbuhan kembali. Panen ke-2 dan selanjutnya berjarak 10-14 hari sekali. Setelah sosialisasi selesai dilakukan kami membagikan aquaponik yang telah dibuat untuk dibawa ke tiap RT.


Sosialisasi yang dilakukan diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat Desa Bergaskidul, khususnya Dusun Kebon Kliwon. Melihat sistem aquaponik yang mudah dilakukan, dapat membuahkan hasil ganda yaitu panen lele dan kangkung. Budidaya ikan merupakan usaha utama, sedangkan hasil sayuran merupakan usaha sampingan atau tambahan. Selain mudah dilakukan, sistem aquaponik juga tidak memerlukan lahan yang luas, lahan yang sempit dapat dimanfaatkan dengan budaday aquaponik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun