Mohon tunggu...
septiambar
septiambar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja Sosial

Penulis, Penggiat Parenting dan Pekerja sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekuatan Sebuah Keluarga Jawaban Permasalahan Bangsa

8 Juni 2016   15:03 Diperbarui: 8 Juni 2016   15:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini melihat tangan suami merangkul pundak ibunya memberi kesejukan, enak dilihat, nyaman dipandang, dan meletupkan pemahaman tentang sebuah peran keluarga. Tampak sejak awal sibuk bercengkrama tentang tugas dan amanah bermasyarkat yang kebetulan satu keluarga terlibat aktif dalam mengelola kegiatan. Ayah, ibu dan putranya memiliki bagian dan porsi tugas masing-masing. Sepanjang saya mengikutinya banyak kebaikan dan pelajaran yang bisa dipetik dan pantas untuk dibagikan untuk seluruh pembaca.

Keluarga menurut Duval dan Logan (1986) adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi dengan tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Bahkan menurut ahli lain bernama Fitzpatirick (2004) definisi keluarga diartikan dari tiga sudut pandang yang berbeda yaitu pengertian secara struktural, pengertian secara fungsional, dan pengertian secara Transaksional. Secara struktural keluarga memiliki makna bahwa kehadiran anggota keluarga seperti anak, orangtua dan hubungan kerabat lainya, sehingga muncul istilah families of origin (keluarga sebagai asal usul), families of procreation ( keluarga sebagai wahana melahirkan dan menyambung keturunan), dan extended family ( keluarga sebagai batih). Secara fungsional keluarga memfokuskan pada peran dan tugas dalam keluarga, dan secara transaksional keluarga memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

Menciptakan hubungan keluarga yang bisa maksimal dalam berperan adalah menjadi tanggungjawab bersama seluruh anggota keluarga. Idealnya keluarga dipimpin oleh seorang ayah. Dari gender saja bisa dipahami bahwa laki-laki lebih dominan dan memiliki kodrat pecipta sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat memimpin yang berani, bertanggungjawab, lembut dan penuh kasih sayang. Layaknya seorang pemimpin dalam sebuah organisasi. Tanggunjawab paling besar akan jalan atau tidak sebuah keluarga ada ditangan suami atau ayah. Biasanya cara dan gaya seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi sebuah keluarga. Apakah keluarga itu berjalan ideal, baik, visioner dan sebagainya.

Sedangkan ibu dalam hal ini istri adalah sosok penyeimbang sekaligus pengelola utama dalam sistem keluarga. Ibu berperan banyak dalam mendidik anggota keluarga, ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu jugalah yang mengelola setiap hari sistem keuangan, dan hubungan silaturahmi dengan kerabat, tetangga dan lingkungan. Meski peran ibu ada dibawah peran seorang ayah bukan berarti peran ibu tidak penting, justru sangat penting. Menurut agama kodrat perempuan yang memiliki sifat lembut dan dapat berfikir multitasking menjadi pelengkap seorang pemimpin laki-laki atau ayah. Bahkan sering kita dengar ungkapan umum bahwa dibalik sukses seorang pemimpin ada perempuan hebat disampingnya. Ini sudah banyak contoh dan buktinya.

Kerjasama yang baik antara pemimpin dan pengelola dalam keluarga akan menghantarkan sebuah keluarga menjadi keluarga yang kuat dan berkualitas. Tentu hal itu juga harus diimbangi dengan manajemen konflik yang baik antar anggota keluarga. Sepanjang kehidupan tentu akan banyak ditemui masalah keluarga dari masalah kecil hingga masalah besar. Jika masing-masing individu mengedepankan ego dan kepentingan sendiri tentu tidak akan berhasil sebuah keluarga dalam berkomunikasi dan menjalankan perannya. Sebuah keluarga memerlukan sikap “saling” didalamnya, saling bertoleransi, menghargai, menghormati, saling memberi dan saling-saling yang lain dimana dua peran antar anggota keluarga dapat berjalan seimbang dan sejalan. Perbedaan bisa saja muncul dan terjadi tetapi biasanya setiap perbedaan jika bisa di selesaikan dengan baik akan melahirkan ide-ide hebat yang bisa membawa sebuah keluarga menjadi keluarga yang berkulitas.

Berkualitas atau tidaknya sebuah keluarga tidak ditentukan seberapa kaya keluarga itu mengumpulkan pundi-pundi rupiah dan harta, seberapa hebat anak-anaknya meraih kesuksesan dunia, seberapa banyak relasi dari kalangan berada. Berkualitas tidaknya sebuah keluarga adalah dari seberapa banyak hal yang bisa diberikan kepada lingkungan sekitar, seberapa manfaat mereka dalam berperan dan bermasyarakat. Terpenting jika dalam satu keluarga semua ikut berperan aktif memberi kemanfaatan dengan melahirkan ide-ide cemerlang demi kemanfaatan yang besar untuk seluruh anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Bayangkan jika seluruh keluarga Indonesia bahu membahu untuk mewujudkan kebaikan dalam tataran masyarakat kita, tentu Indonesia akan lebih siap menghadapi gejolak masalah yang mendera. Pendidikan anak-anak dan generasi bangsa tercover sepenuhnya melalui wujud kekuatan sebuah keluarga.


Kekuatan keluarga adalah jawaban tepat untuk permasalahan negara yang terjadi sekarang ini, kekuatan sebuah negara ada ditangan setiap keluarga. Semoga kita termasuk orang-orang yang mau belajar untuk terus mewujudkan keluarga yang kuat dan hebat, tidak hanya untuk hebat didunia tetapi hebat hingga menuju Syurga-Nya..amiin..

Salam hangat

Septi Ambar

Anggota keluarga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun