Mohon tunggu...
Sepriyanti
Sepriyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pengalaman adalah guru yang terbaik, dan menjadi guru adalah pengalaman yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru dan Implikasinya terhadap Mutu Pendidikan

24 Desember 2022   06:19 Diperbarui: 24 Desember 2022   06:32 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru dan Implikasinya terhadap Mutu Pendidikan"

Oleh: Sepriyanti1 & Basrowi2

 1Mahasiswa MM UNIBA, 2Dosen MM UNIBA, Banten Indonesia

Dalam usaha keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh kepala sekolah dalam bentuk peran kepemimpinannya, sehingga dengan adanya kepala sekolah yang berperan sebagai pemimipin nantinya akan baik untuk mendorong sumber daya manusianya. Untuk selanjutnya sekolah yang dalam mengembangkan peningkatan mutu pendidikan guna penerapan kebijakan kemandirian sekolah itu sendiri. Semua hambatan tersebut disebabkan dari faktor mengenai pengertian dari cara pola berpikir dari individunya. Oleh sebab itu sangatlah penting untuk seorang kepala sekolah memiliki pengalaman dan memiliki cara memimpin yang baik.

Tujuan dari peningkatan mutu pendidikan yaitu memberikan penawaran untuk sekolah dalam melakukan penyedia pelayanan pendidikan lebih baik yang memadai bagi peserta didik. Hal tersebut memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum dengan tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki dalam peningkatkan mutu pendidikan (A.Sani, S.Arifin, Rif'an, & Triatna, 2018).

Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting dalam memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang pimpinan sangat menentukan arah tujuan dari organisasi, karena untuk merealisasikan tujuan organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara tidak langsung kinerja guru akan semakin meningkat.

Kinerja Guru dalam lembaga pendidikan merupakan persoalan yang krusial dan mengharuskan setiap lembaga melakukan penataan dan pembenahan sesuai dengan dimensi ruang dan waktu. Tuntutan ini menjadi kecenderungan global yang mau tidak mauharus dipenuhi guna menyelaraskan kinerja Guru di dalam lembaga pendidikan. Upaya pembenahan kinerja Guru dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas Guru, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam memecahkan berbagai masalah dan tumbuhnya responsibilitas lembaga pendidikan terhadap persoalan dan tuntutan dari dalam lembaga pendidikan itu sendiri maupun dari luar.

Setelah melakukan wawancara terhadap salah seorang guru terkait kepemimpinan kepala sekolah, diketahui bahwa tingkat kinerja guru di sekolah belum optimal dikarenakan dalam praktek di lapangan maupun di dalam kantor pimpinan terkadang ragu-ragu dalam mengambil keputusan, serta kurangnya motivasi yang diberikan yang menyebabkan semangat pegawai rendah dan berakibat menurunkan kinerja pegawai.

Menindaklanjuti hal tersebut ditemukan faktor kepemimpinan yang kurang memberikan arahan-arahan mengenai pola kerja yang mengikuti standarisasi produktivitas kerja yang maksimal sehingga guru cenderung bekerja biasa-biasa saja tanpa harus bersandar pada hasil maksimal yang seharusnya dicapai. Disamping itu kurangnya support atau dukungan pimpinan terhadap proses pencapaian kinerja dengan memperhatikan keluhan dan masukan pegawai terhadap pemecahan masalah dalam suatu pekerjaan yang dalam hal sangat berpengaruh pada motivasi kerja pegawai dalam menghasilkan tingkat produktivitas yang sesuai dengn harapan yakni standarisasi produktivitas yang tinggi.

Adapun yang menjadi salah satu penyebab hal diatas yakni ada kecenderungan pimipinan yang sulit berkonsultasi dengan bawahan, rendahnya tingkat komunikasi menyebakan ikatan emosional yang rendah pula, sehingga berpengaruh pada tingkah laku kerja yang lebih cendurung santai dan biasa-biasa saja. Dan pada akhhirnya hanya menghasilkan kualitas kerja yang biasa-biasa, karena kurangnya semangat atau motivasi kerja pegawai dalam mencapai hasil maksimal kualitas pekerjaan.

Setelah melakukan wawancara dengan salah seorang pengurus PGRI, diketahui bahwa selama ini PGRI sudah memberikan upaya yang terbaik kepada seluruh guru-guru yang berada di wilayah kota Cilegon. PGRI selalu memberikan motivasi, dorongan semangat kepada guru-guru, mengupayakan pengajuan dan memberikan bantuan kepada guru-guru yang masih menjadi tenaga honorer, dlsb. Hanya saja untuk masalah guru yang sifatnya internal dengan sekolah, PGRI tidak banyak mengetahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun