Ada banyak yang mengatakan klub sepak bola merupakan representasi dari daerah. Semakin sering tim sepak bola juara maka menandakan betapa kuasa yang tinggi dimiliki daerah.
Otomatis pemerintahan daerah pun sekuat tenaga harus membantu tim sepak bola demi nama kejayaan daerah mereka layaknya Persib representasi Jawa Barat dan JDT representasi dari Kerajaan Johor.
Ya lagi-lagi kekuasaan dan politik (kekuasaan dibangun dengan politik)
Dengan citra yang baik di bidang olahraga, mampu menerjunkan mereka ke bidang politik. Sebab orang cerdas dan inovatif mampu dipercaya masyarakat untuk bekerja membantu pemerintahan.Â
Pemerintah menjadi institusi yang masyarakat paling tidak suka dan masyarakat menganggap pemerintah butuh orang yang inovatif dalam membangun bangsa.Â
Erick Thohir pun sekarang sudah menjadi Menteri BUMN dan melepaskan jabatannya di Persib Bandung dan mungkin di suatu hari TMJ akan menjadi Sultan Johor. Pada akhirnya mereka satu persatu akan meninggalkan industri ini dan memilih membantu bangsa.Â
Aktor-aktor di atas sudah pasti memiliki ambisi pribadinya. Membantu sepak bola nasional bukan cuma satu dari tujuan hidupnya.
Cara mereka berkompromi dan cara mereka dekat dengan orang pemerintahan merupakan satu bentuk cara untuk mendapat satu kepercayaan dari basis massa sepak bola untuk mencapai kata anggapan handal dan kreatif di pikiran suporter.Â
Dengan kepercayaan tinggi  dari suporter maka timbul harapan yang lebih tinggi dan menimbulkan doktrin di kepala suporter, "ngurusin sepakbola aja jago apalagi ngurusin hal yang lebih tinggi". Itu merupakan kata-kata yang para investor dan politisi harapkan di setiap dana yang keluar dari kantong mereka.Â
Uang dapat dikeluarkan untuk membeli kepercayaan seseorang, sepak bola adalah perantara untuk mencari orang yang mau dibayar untuk mau percaya dan memilih.
Ingat sekali dalam mata kuliah penulis mengenai perilaku politik, bahwa manusia karakter manusia  memilih seseorang berdasarkan psikologis yaitu dilihat dari 3 aspek: