Mohon tunggu...
UKM Sepakbola Futsal UGM
UKM Sepakbola Futsal UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kajian Strategis UKM Sepakbola dan Futsal Universitas Gadjah Mada

Kajian Tentang Sepakbola dan Futsal yang diinkubasi oleh Direktur Teknik Tim Kajian Strategis UKM Sepakbola dan Futsal UGM. Artikel mengenai bagaaimana sepakbola modern berkembang serta masalah actual yang dihadapi pada industry olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Politik dan Sepak Bola, Relasi Dua Sisi yang Selalu Ketergantungan

26 Januari 2020   00:35 Diperbarui: 26 Januari 2020   20:49 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir dan para suporter Persib Bandung berkumpul di Lapangan Sabilulungan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/3/2019).(Dok. Bandung Ngahiji via KOMPAS.com)

Politik dan sepak bola memang selalu terus berelasi dan ketergantungan dalam industri sepak bola.

Politik bukan hanya tentang pemilihan umum atau mengurus pemerintahan saja, politik punya banyak arti dan makna tergantung bagaimana sejauh kita memandangnya. 

Salah satunya, politik adalah suatu alat untuk mencapai tujuan kekuasaan dengan cara berkompromi sana-sini. Tujuan berpolitik bukan hanya melulu untuk mendapat jabatan fungsional di pemerintahan dan tetek bengeknya, tetapi dengan berpolitik dia mendapatkan atensi atau sorotan kepada dirinya untuk dipandang sebagai orang yang berkuasa.

Bisnis industri sepak bola tanpa sadar selalu melulu tentang uang. Mengapa? tentu saja karena biaya operasional tim sangat tinggi. Banyak entitas yang terkandung dalam tim sepak bola entah itu gaji pemain, pelatih, sampai hal terkecil seperti kaos kaki. 

Terkadang suporter atau fans hanya fokus pada drama yang tersaji di lapangan, tapi mereka kurang peka pada kondisi di dapur tim kecintaan mereka masing-masing. Nyatanya sepak bola memang selalu tentang uang, kemampuan bermain nampaknya hanya menjadi alat untuk mendapatkan uang.

Bisnis ini sangat menawan dan menggoda karena sepak bola merupakan salah satu olahraga terpopuler di dunia dan mempunyai sorotan dari penggemar yang tinggi. Maka tak heran konglomerat dan politisi berlomba-lomba hadir menjadi investor tim sepak bola dengan harapan mendapat perhatian basis massa penggemar klub untuk melancarkan misi bisnisnya maupun misi politiknya.

Industri sepak bola pada dasarnya ditangani oleh 2 tipe bos, yaitu:

1) Orang yang terpandang (penuh kuasa) dan mempunyai passion di bidang sepak bola.

2) Orang yang terpandan g(penuh kuasa) tapi tidak mempunyai passion di bidang sepak bola.

Pada kali ini penulis membahas Contoh 1) Orang yang terpandang (penuh kuasa) dan mempunyai passion di bidang sepak bola yaitu; Erick Thohir di Persib Bandung dan Tunku Ismail Idris di Johor Darul Tazim. 

Erick Thohir bergabung dan menjadi Wakil Komisaris PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) sejak tahun 2009 dengan menjadi pemegang saham mayoritas tim Maung Bandung. 

Pada zaman 2014 Persib mampu merengkuh gelar juara Liga Super Indonesia serta Erick mampu membantu mendatangkan pemain kelas dunia seperti Michael Essien dan Carlton Cole. Pada periodenya Erick membantu Persib dengan program pembinaan pemain mudanya dan pula bekerja sama dengan Inter Milan dalam hal kepelatihan.

Sedangkan, Tunku Ismail Idris  yang notabane sebagai miliuner muda dan Tunku Mahkota Johor menjadi pemilik klub Johor Darul Ta'zim yang mampu mengorbitkan tinggi sepakbola di ranah asia. Terbukti ketika JDT mampu menjadi klub pertama di Asia Tenggara yang mampu menjuarai Piala AFC. 

TMJ mampu jor-joran dalam hal dana dalam membeli pemain dan membangun fasilitas klub. Menurut penulis saat ini Johor Darul Ta'zim is the most powerful tim in Southeast Asia.

Dapat langsung kita lihat dari betapa megahnya fasilitas yang dibangun seperti Stadion Sultan Ibrahim sampai Padang Seri Gelam Training Centre dan gelar 6 kali berturut turut yang disabet di Liga Malaysia. Ini menunjukan betapa passionate dan seriusnya TMJ dalam berbisnis di sepak bola .

Kedua orang ini dulunya sebelum terjun ke sepak bola sudah mempunyai moda bisnis di bidang lain yang terbilang sukses dan keduanya merupakan anak dari orang penting di negaranya masing-masing. 

Mereka berhasil pada pengelolaan timnya masing-masing dan akhirnya mampu menaikkan reputasi atas nama mereka di bidang olahraga. Melalui terobosan-terobosannya kedua orang ini baik Erick dan TMJ naik citranya dan dikenal sebagai orang yang mampu menaikan derajat olahraga nasional. 

Ini semua terbukti ketika Erick Thohir dipilih menjadi ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee 2018 (INASGOC) dan TMJ menjadi ketua di Football Association Malaysia (FAM), Erick Thohir pun pernah digadang-gadang oleh masyarakat untuk menjadi Menpora dan Ketua PSSI. 

Erick dan TMJ dapat dikatakan mereka mampu menjadi orang terkenal dan dikenang karena berjasa dari klubnya masing-masing. Baik Persib dan JDT merupakan tim yang besar di Indonesia dan Malaysia. Dengan menjadi petinggi di klub besar otomatis mereka mengantongi modal untuk menjadi sorotan di publik. 

Kompromi politik  yang mereka lakukan antara pemerintahan dan klub membawa satu dukungan dan kemudahan akses untuk klub. Kompromi seperti yang dilakukan PT. PBB kepada Ridwan Kamil untuk memberikan stadion GBLA ke Persib dan TMJ yang memberikan proposal re-branding sepakbola Johor kepada Kerajaan Johor.

Relasi politik dengan pemerintah selalu akan terjadi karena di satu sisi pemerintah memiliki sumber daya dan kekuatan yang absolut yang mampu dimanfatkan klub untuk mendapatkan gelar juara dan citra yang lebih. 

Ada banyak yang mengatakan klub sepak bola merupakan representasi dari daerah. Semakin sering tim sepak bola juara maka menandakan betapa kuasa yang tinggi dimiliki daerah.

Otomatis pemerintahan daerah pun sekuat tenaga harus membantu tim sepak bola demi nama kejayaan daerah mereka layaknya Persib representasi Jawa Barat dan JDT representasi dari Kerajaan Johor.

Ya lagi-lagi kekuasaan dan politik (kekuasaan dibangun dengan politik)

Dengan citra yang baik di bidang olahraga, mampu menerjunkan mereka ke bidang politik. Sebab orang cerdas dan inovatif mampu dipercaya masyarakat untuk bekerja membantu pemerintahan. 

Pemerintah menjadi institusi yang masyarakat paling tidak suka dan masyarakat menganggap pemerintah butuh orang yang inovatif dalam membangun bangsa. 

Erick Thohir pun sekarang sudah menjadi Menteri BUMN dan melepaskan jabatannya di Persib Bandung dan mungkin di suatu hari TMJ akan menjadi Sultan Johor. Pada akhirnya mereka satu persatu akan meninggalkan industri ini dan memilih membantu bangsa. 

Aktor-aktor di atas sudah pasti memiliki ambisi pribadinya. Membantu sepak bola nasional bukan cuma satu dari tujuan hidupnya.

Cara mereka berkompromi dan cara mereka dekat dengan orang pemerintahan merupakan satu bentuk cara untuk mendapat satu kepercayaan dari basis massa sepak bola untuk mencapai kata anggapan handal dan kreatif di pikiran suporter. 

Dengan kepercayaan tinggi  dari suporter maka timbul harapan yang lebih tinggi dan menimbulkan doktrin di kepala suporter, "ngurusin sepakbola aja jago apalagi ngurusin hal yang lebih tinggi". Itu merupakan kata-kata yang para investor dan politisi harapkan di setiap dana yang keluar dari kantong mereka. 

Uang dapat dikeluarkan untuk membeli kepercayaan seseorang, sepak bola adalah perantara untuk mencari orang yang mau dibayar untuk mau percaya dan memilih.

Ingat sekali dalam mata kuliah penulis mengenai perilaku politik, bahwa manusia karakter manusia  memilih seseorang berdasarkan psikologis yaitu dilihat dari 3 aspek:

 1. Orientasi Kandidat
Pemilih memilih berdasarkan kualitas pribadi kandidat sebagai bagian dari afiliasi pemilih.

2. Isu Kandidat
Orientasi terhadap isu atau tema merupakan konseptualisasi pengaruh jangka pendek yang diperkenalkan oleh pendekatan psikologis.

3.Partisansip
Partisan yakni perasaan dekat dengan sikap mendukung atau setia pada atau identifikasi diri dengan partai politik tertentu.

Orientasi dan Isu Kandidat dapat dilihat dekat ketika sang penguasa menangani klub, pertanyaan-pertanyaan apakah mereka mampu membawa tim juara? Atau apakah mereka mempunyai inovasi untuk tim? dapat dibuktikan dari taktik politik yang dipetakan oleh si calon penguasa.

Apabila si penguasa klub mampu dan berhasil maka mereka berhasil menguasai aspek orientasi dan isu kandidat untuk mendapatkan kepercayaan dari seseorang serta terciptalah jua kata-kata dibawah ini:

Tim sukses, penguasa juga sukses, dan pemerintah ikut sukses.

3  Entitas ini sama-sama berhasil dari misinya dan siap menikmati hasil.

Dalam sifat diri manusia selalu ada hasrat untuk berkuasa

Dari quote di atas menggambarkan setiap manusia punya ambisi masing-masing akan tujuannya dan manusia akan memilih satu perantara untuk menjadi jalan kesuksesannya. Seperti pada artikel ini, sepak bola menjadi salah satu alat perantara yang dipakai segelintir orang mencapai kesuksesannya untuk menjadi penguasa.

Sepak bola membutuhkan pemerintah untuk kelancaran, sedangkan pemerintah butuh orang kreatif inovatif dari sepak bola untuk menjalankan pemerintah. 

Kata-kata "membantu" hanya  satu senjata kata politis saja untuk merengkuh kekuasaan jabatan. Manusia ya tetap saja pengen jadi penguasa dan manusia selalu ingin terkenal.

Politik sudah menjadi budaya sepak bola dan mendarah daging ke anak cucu di negara kita dan tidak akan terpisah dari sepak bola bagaimanapun caranya. 

Sepak bola sudah menjadi tradisi dan keterlibatan aktor-aktor ini selalu dibutuhkan di dua sisi. Sepak bola pun butuh ditangani pemerintah karena tim nasional lagi-lagi representasi dari kuat ataupun lemahnya negara di mata dunia. Pasti kita nyalahin pemerintah juga deh kalo timnas kalah melulu hehehehe.

Terima kasih.

Best Regards,
Muhammad Zain Wirasena
Technical Director Strategic
Universitas Gadjah Mada Futsal and Soccer Club

Kritik dan Saran:
Email: bolafutsalugm18@gmail.com | zainsoccerbusiness@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun