sang dokter yang  sudah lelah  dengan dunia kedokteran itu akhinya menkuni perdukunan dan pengobatan alternatif , katanya tingal kasih resep apa adanya .. apa yang nyata sudah kita miliki dalam kehidupan nyata  kita tukar dengan dunia mimpi dan fantasi  seperti dokter dalam cerita yang  belajar mahal mahal hanya belakangan jadi tukang obat saja ? miris..  tak jaranbg kalau pembaaca terpukul dengan cerita saya .. aspek dimensi spiritual terkadang bisa meruntuhkan aspek rasional .. dan manusia  memerlukan mimpi dan fantasi untuk mewujudkan semua angan dan cita citanya .. agar irama  dan roda kehidupannya berjalan seimbang dan sejalan , ememberi nuansa tersenidri tidak terserak oleh gilasan Zaman . aspek dimensi  paling akhir inilah  puncak dimensi putus asa  dimana para dokter menghadapi penyakit sampar dan lepra di dalam dirinya sendiri yang tak terobati.. manusia yang seringkali konsepnya compang camping tercampak oeh keadaan jadi kehilangan jati dirinya  merindukan kemanusiaan yang ditanam oleh kakek moyangnya , terhina , kecil , mengkerucut tersudut tak berdaya  , karena merasa dirinya terpencil , tak berdaya dan tak mungkin ada harapan bangkit (  sentul kenyut kenyut)