Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gagak yang Usil

22 Maret 2021   09:12 Diperbarui: 26 Maret 2021   22:15 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sepasang burung gagak. (sumber: pixabay.com/TheOtherKev)

"Lalu, bagaimana melakukannya? Untuk bertemu saja kita tidak berani. Bagaimana bisa membujuknya?!"

"Kita minta bantuan pada kadal."

"Maksudmu kita menyuruh kadal agar membujuk sawa?"

"Bukan begitu. Kita menulis surat pada sawa. Kita katakana padanya bahwa bisa yang dimilikinya  itu sudah tidak sakti lagi. Jadi, percuma memiliki bisa kalau tidak sakti."

"Mana mungkin sawa percaya?"

"Kamu jangan bodoh. Kita buat surat itu seolah-olah dari Ki Sidarmaya."

"Guru sawa. Nah, dengan begitu, sawa pasti percaya. Lalu, segera membuang bisanya itu. Tanpa bisa, sawa tak akan punya kekuatan lagi. Kita tidak perlu takut padanya."

"Wah, ternyata pemikiranmu lumayan juga."

"Untuk memikirkan hal itu, aku butuh waktu sepuluh tahun."

"Sudahlah. Sekarang bagaimana cara memalsukan tanda tangan Ki Sidarmaya itu?"

"Datanglah ke pedepokan Pucangan secara sembunyi-sembunyi. Pasti kamu bisa menemukan tulisan dan tanda tangan Pertapa tua itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun