Mohon tunggu...
Selvi Lestari
Selvi Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum

Gemar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Degradasi Kecintaan Putra Dan Putri Indonesia Terhadap Nilai-Nilai Sumpah Pemuda

27 Oktober 2020   19:23 Diperbarui: 27 Oktober 2020   20:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dinggap  sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

yang dimaksud dengan Sumpah Pemuda adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 27- 28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia. 

Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia, dan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Ada makna yang mendalam bagi sejarah bangsa ini dalam isi Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 itu, yakni ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia. Adapun isi dari Sumpah Pemuda ialah:

Pertama

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.


Kedua

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Namun sayangnya, kecintaan kaum muda saat ini pada nilai-nilai Sumpah Pemuda tersebut mulai memudar,karena dapat dilihat dari berbagai fakta seperti kurangnya kecintaan dan kepedulian kaum muda terhadap tanah air. Bahkan banyak dari mereka yang lebih menyukai sesuatu yang berasal dari luar Indonesia itu sendiri. Baik dari segi gaya hidup, bahasa, budaya, dan lain sebagainya.

Salah satu contoh pudarnya nilai Sumpah Pemuda ialah,banyak kaum muda saat ini yang cenderung mengucapkan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari, atau bahasa yang dipadukan dengan bahasa Indonesia, seperti bahasa Inggris dan bahasa Indonesia,ataupun seperti menggunakan setengah bahasa Korea dan setengah bahasa Indonesia,yang mana mereka dengan bangganya mengucapkan bahasa asing dibanding bahasa nasional sendiri yaitu bahasa Indonesia.

Hal ini tentu bertentangan dengan nilai Sumpah Pemuda pada poin ke-3 yang berbunyi " kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Sehingga hal tersebut menyebabkan sedikit demi sedikit bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai dilupakan.

Selain itu,tidak sedikit pula kaum muda yang cenderung memilih fashion yang tidak sesuai dengan nilai dan norma Indonesia, yaitu dengan meniru fashion yang ke barat-baratan, yang mana fashion tersebut lebih terbuka dan cenderung kurang sopan. 

Dan banyak pula pemuda-pemudi Indonesia yang lebih mencintai produk dari luar negeri, baik itu produk seperti sepatu, tas, ataupun aksesoris import lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa pemuda Indonesia mengacuhkan karya-karya yang ada di dalam negeri.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang memiliki banyak suku, budaya, serta bahasa. Jika ingin mencintai tanah air yang kaya ini yaitu Indonesia, kita tidak perlu membanggakan budaya dari luar negeri atau budaya asing. 

Karena di dalam diri Indonesia itu sendiri memiliki beragam keunikan yang tak ada habisnya untuk dipelajari.

Sebagai Pemuda pemudi Indonesia yang cerdas, kreatif, serta aktif,seharusnya kita menjaga budaya Indonesia serta memperkenalkan budaya yang beraneka ragam ini ke kancah internasional.

Oleh karena itu, dengan diperingatinya Sumpah Pemuda di setiap tahunnya,dapat kembali memupuk rasa cinta terhadap tanah air serta diterapkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam setiap diri bangsa Indonesia, agar warisan nenek moyang bangsa Indonesia dapat terjaga dan tetap lestari.


Ditulis oleh : Selvi Lestari (190701117)

Dosen pengampu : Ilham Hudi S.pd,M.pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun