Sate Payau adalah salah satu kuliner khas yang berasal dari Kalimantan, khususnya dari
daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Makanan ini sangat dikenal di kalangan
masyarakat Dayak dan menjadi bagian penting dalam budaya serta tradisi mereka.
Kata"payau"dalam bahasa Dayak berarti rusa, sehingga sate payau secara harfiah berarti sate
dari daging rusa. Rasa dan tekstur daging yang khas menjadikan makanan ini berbeda dari jenis
sate lain yang umumnya terbuat dari ayam,sapi,atau kambing.
Sate Payau telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dayak. Dahulu, rusa
masih banyak ditemukan di hutan-hutan Kalimantan masyarakat Dayak yang hidup
berdampingan dengan alam sering berburu rusa sebagai sumber protein. Tidak hanya sebagai
santapan sehari-hari, sate payau juga disajikan dalam berbagai upacara adat, pesta panen, atau
penyambutan tamu kehormatan. Seiring berjalannya waktu, rusa menjadi hewan yang dilindungi.
Oleh karena itu, kini sate payau juga banyak dibuat mengunakan daging sapi, kambing, dan
daging lainnya sebagai pengganti.
Sate payau terkenal karena bumbunya yang khas. Bumbu yang digunakan terdiri dari
campuran rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, jahe,
lengkuas, kunyit, dan garam. Semua bahan ini dihaluskan dan digunakan untuk merendam
daging agar bumbunya meresap sempurna.
Proses pembuatan sate payau cukup sederhana tetapi memerlukan kesabaran agar
hasilnya maksimal. Langkah pertama adalah menyiapkan daging rusa atau daging lainnya
sebagai penggantinya, lalu dipotong kecil-kecil dan direndam dalam bumbu selama beberapa
jam. Setelah itu potongan daging ditusuk dengan tusukan bambu dan dibakar di atas bara api.
Saat dibakar sate diolesi dengan sisa bumbu untuk menambahkan cita rasa.
Sate payau memiliki cita rasa yang gurih, manis, dan sedikit pedas. Dagingnya empuk dan
memiliki rasa yang lebih kuat dibandingkan dengan daging ayam atau sapi. Hal ini karena
daging rusa memiliki tekstur yang padat dan sedikit berlemak. Saat disajikan, sate payau
biasanya dilengkapi dengan lontong atau nasi, serta sambal khas Kalimantan yang pedas
menyengat.
Salah satu hal yang membuat sate payau begitu istimewah adalah nilai budayanya yang
melekat di dalamnya. Makanan ini bukan hanya sekedar sajian untuk dinikmati, tetapi juga
menjadi lambang kebersamaan, penghormatan, terhadap tamu, dan pelestarian tradisi. Di masa
sekarang, upaya pelestarian sate payau dilakukan dengan mengedepankan keberlanjutan.
Karena rusa adalah satwa liar yang dilindungi, maka masyarakat kini lebih banyak mengunakan
alternatif daging lain agar tetap bisa menikmati makanan ini tanpa merusak ekosistem. Hal ini
menunjukkan bahwa tradisi dan pelestarian alam bisa berjalan beriringanSate payau adalah makanan tradisional khas Kalimantan yang kaya akan rasa dan budaya. Terbuat
dari daging rusa yang kaya akan rasa dan budaya. Terbuat dari daging rusa atau daging lainnya sebagai
penggantinya, sate ini diolah dengan bumbu khas yang meresap ke dalam daging, mengahasilkan rasa
yang lezat dan berbeda dari sate pada umumnya. Selain sebagai makanan, sate payau juga menyimpan
nilai-nilai kearifan lokal yang penting untuk dilestarikan bagi siapapun yang berkunjung ke
Kalimantan,untuk mencicipi sate payau adalah pengalaman kuliner dan budaya yang tidak boleh
dilewatkan. Sate payau merupakan kuliner unik khas Kalimantan yang terbuat dari daging rusa dengan
rasa gurih dan manis, dibumbui rempah khas, lalu dibakar hingga harum. Hidangan ini tidak hanya
menjadi simbol kekayaan cita rasa lokal, tetapi juga bagian dari tradisi dan identitas budaya masyarakat
setempat, meskipun kini penyajiannya lebih terbatas demi menjaga kelestarian satwa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI