Mohon tunggu...
selichaplin
selichaplin Mohon Tunggu... Freelancer - panjang umur perjuangan

belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies, oh Anies..

11 Agustus 2022   11:54 Diperbarui: 11 Agustus 2022   12:10 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan Anies Baswedan sih kalau nggak bikin kebijakan yang menggelitik bin ajaib. Terkini adalah penjenamaan rumah sakit jadi rumah sehat. Katanya biar yang datang ke sana, orientasinya bukan sekadar untuk sembuh dari sakit aja. Tapi orang yang sehat termotivasi untuk cek kesehatan, bla.. bla.. bla. Helleh~

Penggantian nama ini sebenarnya penting nggak penting. Kalau bagi saya sih cenderung nggak penting. Sebab kesehatan itu, sudah kewajiban dan kesadaran tiap individu untuk menjaganya.

Nah tugas pemerintah adalah memberikan fasilitas semaksimal mungkin. Salah satunya dengan kemudahan layanan kesehatan. Selain itu, menjamin kenyamanan, kebahagiaan dan kesejahteraan juga akan berdampak baik pada kesehatan warganya.

Saya pernah baca, pikiran bisa jadi sumber penyakit. Ya memang tidak sepenuhnya salah dengan alasan Anies bahwa mindset atau orientasi harus diubah ke arah yang positif, dan preventif. Tapi bagaimana bisa jika sehari-hari harus menghadapi macet?

Belum lagi banjir. Lalu tambah stres ketika macet dan banjir datang bersamaan, sementara masih harus ngurus perubahan nama jalan di KTP-nya. Itu pun gegara Anies. Duh.. Repot banget jadi warga Jakarta hanya karena pemimpinnya butuh 'legacy'.

Yup! Dua bulan lagi Anies akan purna tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Maka dia terus putar otak karena JIS diterpa isu megakorupsi dan sirkuit formula-E yang sekarang hilang ingar bingarnya.

Memang apapun kalau dipaksakan, jika pun berhasil maka sifatnya akan sementara. Seperti kembang api. Duar... gemercik apinya menyala beberapa saat, membikin mata silap memandang dan hati berbunga. Lalu kandas begitu saja.

Padahal Jakarta punya banyak permasalahan yang lebih penting dan harus segera ditangani. Salah satu hal yang disorot adalah tingkat kemiskinan. Branding yang dilakukan Anies ini sama sekali nggak penting bagi mereka yang masuk dalam kategori miskin.

Boro-boro untuk medical check up. Kalau sakit juga belum tentu bisa terlayani dengan mudah, murah dan cepat. Branding yang Anies lakukan ini rasanya hanya berpihak pada golongan menengah ke atas. Terutama mereka yang kantongnya cetek sehingga enteng dan bisa cek kesehatan di Rumah Sehat untuk Jakarta itu.

Anies seperti haus akan pengakuan dari kerja yang dia lakukan. Dia paham, masyarakat Indonesia tidak butuh kerja kualitatif dan butuh yang satset terus kelihatan wujudnya. Apa sih, kerjanya Anies?! Tuh ada JIS, Sirkuit Formula-E dan Rumah Sehat. Jreng!!!!

Anies juga paham, kerja kualitatif dibutuhkan orang yang tajam dan visioner tapi telaten bin sabar untuk mewujudkannya. Seperti Ganjar Pranowo di Jawa Tengah. Kerja kualitatif ini perlu kesabaran seluas samudera dan gotongroyong untuk mengerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun