Hidup ini bagai sebuah bahtera (perahu) yang menyusuri lautan lepas
Dengan kita sebagai nahkoda dari perjalanan arah bahtera kehidupan kita
Selalu (atau kadang) dengan keyakinan tinggi akan sebuah pelabuhan yang indah… yang selalu dinanti…
Manusia selalu melakukan usaha dalam kehidupannya, kita selalu dihadapkan dalam tantangan kehidupan. Dalam menghadapi inilah terkadang kita melakukan kesalahan. Bukan hanya kesalahan pada sesame makhluk hidup, namun juga terkadang pada ALLAH. Oleh karenanya, memohon ampun dan ma’af dari-Nya.
Memandang diri bodoh, hina ataupun rendah rasanya memang penting. Kesombongan atau sikap tinggi hati kadang muncul karena kita melupakan kekurangan diri. Sejarah sudah memberikan cerita pengalaman berbagai macam karakter orang yang malah menjadi turun nilainya karena kesombongan. Oleh karenanya kita perlu memohon ampun akan setiap jengkal kesalahan kita. Baik itu disengaja ataupun tak sengaja.
Istighfar merupakan sebuah kata yang tak aneh bagi kita ketika ingat akan kesalahan kita. Di dalam Istighfar ini ternyata ditemui 2 perspektif yang kiranya cukup baik untuk membuat kita lebih baik.
Kita selayaknya sudah tahu kalau hidup adalah sesuatu yang pada sebuah sesi selalu membutuhkan evaluasi. Bagai sebuah tim kerja, tubuh yang terdiri berbagai banyak organ butuh evalusi untuk menyambung kembali dan memberikan hal yang selalu positif.
Istighfar merupakan sarana yang cocok untuk kita mengevalusai diri. Karena di dalamnya kita mengakui adanya hal yang kurang baik yang kita lakukan dan butuh bantuan Sang Penguasa Segalanya untuk memberikan keadaan yang selalu lebih baik bagi kehidupan kita.