Persoalan kesenjangan ekonomi dan pemerataan pembangunan menjadi masalah pokok yang diperhatikan serius oleh pemerintahan Presiden Jokowi selama ini.
Berbagai program dan kebijakan pemerintah diarahkan untuk menyelesaikan masalah itu, termasuk soal pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan perekonomian rakyat.
Program Presiden Jokowi dalam rangka memberdayakan masyarakat itu juga banyak menggandeng pesantren sebagai titik tolak untuk menggerakkan perekonomian umat. Hal itu mengingat pesantren merupakan jantung pendidikan masyarakat.
Presiden Jokowi banyak menggelar silaturahmi dengan sejumlah ulama untuk membicarakan upaya memajukan pondok pesantren dan ekonomi umat di akar rumput.
Salah satu hasil pembicaraan itu, pemerintahan Presiden Jokowi akhirnya meluncurkan kebijakan Bank Wakaf Mikro (BWM) sebagai langkah meningkatkan perekonomian umat di pesantren.
BWM ditujukan menjadi pemberi kredit bagi usaha mikro dan kecil masyarakat dengan prinsip syariah dan berbunga sangat rendah. Ini diharapkan bisa menggerakan roda ekonomi rakyat.
Tak hanya itu, pemerintah juga telah membangun 40 bank mikro di pondok pesantren. Meski masih percobaan, namun bila ini sangat positif maka akan diteruskan dan dikembangkan menjadi kebijakan nasional.
Selain membangun BWM dan Bank Mikro, pemerintah juga mendorong adanya Balai Latihan Kerja (BLK) di wilayah pesantren guna meningkatkan SDM para santri.
Sebelumnya, sebagai proyek percontohan pada tahun 2016 lalu, Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan mendirikan BLK di 50 ponpes.
Kemudian pada tahun ini sebanyak 75 BLK didirikan di Ponpes. Targetnya pada tahun 2019 nanti akan dibangun minimal 1000 BLK di pesantren dengan fasilitas lengkap dari gedung dan peralatannya.
Berbagai program di atas hanya memiliki satu tujuan, yakni pemerintahan Presiden Jokowi ingin mewujudkan kepedulian kepada persoalan perekonomian umat sebagai basis pembangunan nasional.