Mohon tunggu...
Nova Listiani
Nova Listiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bukan sebagai Sindiran dan Tetaplah Berbaik Sangka kepada Komitmen Akan BBM Satu Harga

16 Mei 2018   11:54 Diperbarui: 16 Mei 2018   12:28 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://katadata.co.id


Sahabat....

Bangsa Indonesia tercinta ini sudah beberapa kali mengalami transisi kekuasaan Presiden, mulai dari Soekarno ke Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo.  Banyak cerita dalam setiap kekuasaan Presiden dan demikian pula saat peralihan setelah 10 tahun berkuasa, Presiden SBY akhirnya meninggalkan kursi Presiden pada 20 Oktober 2014 untuk digantikan oleh Presiden Joko Widodo yang mengalahkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014.

Pelantikan Presiden Jokowi berlangsung lancar, bahkan SBY menyambutnya di Istana Negara setelah pelantikan.  Dan transisi kekuasaan dari SBY kepada Jokowi tersebut dapat dinilai merupakan yang terbaik dan termulus sepanjang sejarah republik ini sehingga tentunya tidak ada alasan untuk tidak optimis terhadap masa depan Indonesia.

Kini telah memasuki tahun keempat dalam memimpin NKRI ini dan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dianggap mampu dalam membuat perubahan di berbagai bidang.  Banyak program yang digagas Jokowi-JK semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama pembangunan infrastruktur, meskipun pastinya masih terdapat penilaiannya dari beberapa pihak ataupun evaluasi masyarakat terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah namun penilaian tersebut cenderung makin positif.

Oleh karena itu, perlu dipahami bersama bila adanya target pemerintah Indonesia terkait  kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga akan terlaksana secara merata di seluruh Indonesia pada akhir 2019 mendatang. Pemerintah menargetkan lembaga penyalur BBM beroperasi pada 150 titik di seluruh Indonesia, terutama di daerah 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal) dalam kurun waktu 3 tahun dari 2017 -- 2019 dengan rincian tahun 2017 sebanyak 54 titik, pada tahun 2018 sebanyak 50 titik, dan tahun 2019 sebanyak 46 titik.  

Untuk diketahui bahwa per tanggal 5 Desember 2017, terdapat 38 titik lembaga penyalur yang telah diresmikan beroperasi menjual BBM 1 harga di daerah 3T dan 32 titik di antaranya sudah diresmikan sedangkan sekitar 6 yang sudah uji coba operasi, yang tersebar Papua dan Papua Barat  12 titik, Kalimantan 6 titik, Jawa 2 titik, Sumatera 7 titik,  Bali dan  Nusa Tenggara, Maluku 7 titik, Sulawesi 4 titik.

Sebanyak 16 lembaga penyalur masih dalam tahap pembangunan dengan progress 50-70% yaitu di Sumatera 6 titik,  Maluku 1 titik,  Kalimantan 4 titik,  Sulawesi 2 titik, Papua 3 titik.   Dan saat ini, terdapat 1 lembaga penyalur yang sudah selesai pembangunannya di Papua (Bovendigul), serta 3 lembaga penyalur yang sudah mendekati tahap penyelesaian yaitu 2 di Kalimantan (Bulungan & Sambas) dan 1 di Sulawesi (Wakatobi).

Untuk itulah, Presiden Jokowi saat kunjungan bulan Oktober 2016 ke Papua telah  menegaskan harus ada pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia, termasuk juga untuk harga BBM, terlebih BBM bersubsidi dam menjanjikan mengupayakan harga BBM di wilayah Timur Indonesia, khususnya Papua harus sama dengan di Jawa (setidaknya mendekati harga BBM di Pulau Jawa) atau semua wilayah nusantara.  

Sahabat....

Komitmen mensukseskan program BBM Satu Harga di seluruh wilayah Indonesia ini dimaknai sebagai program pemerataan keadilan dari pemerintah dan sama sekali bukan sebagai sebuah sindiran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun