Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebiasaan Menonton Televisi, Lihat Dampaknya bagi Kita dan Anak Indonesia

9 Agustus 2022   20:35 Diperbarui: 9 Agustus 2022   20:44 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TV 24 inci merek Fuji Electric 

Banyaknya menonton televisi akan membawa dampak bagi diri seseorang. Berikut beberapa dampak positif dalam menonton televisi

  • Ilmu pengetahuan makin bertambah. Siaran televisi dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat. Contoh sesuatu hal dilakukan oleh orang di Pulau Jawa akan ditayangkan maka masyarakat daerah seperti di Wilayah Timur Indonesia akan mengetahui hal baru tersebut. Demikian sebaliknya keindahan wilayah Timur Indonesia yang masih asli ditayangkan di televisi maka seluruh orang mengetahui. Dengan demikian terjadi penambahan pengetahuan baik itu pendidikan, sosial budaya, ekonomi, dan lainnya.
  • Menonton televisi dapat memunculkan kreativitas. Hasil riset dalam Journal of Consumer Research menyatakan bahwa ketika seorang mahasiswa bekerja sambil mendengarkan suara televisi akan meningkatkan kreativitasnya.
  • Menonton televisi dapat meningkatkan motivasi. Sebuah penelitian dalam jurnal Social Psychological and Personality Science bahwa ketika seseorang menonton acara favoritnya di televisi akan membuatnya lebih bersemangat lagi. Hal ini diibaratkan seperti mengisi kembali semangat yang berkurang akibat bekerja.
  • Menonton televisi dapat membuat pikiran tenang. Seseorang yang sibuk bekerja seharian penuh, mungkin akan merasa jenuh dan capek. Dengan menonton program Animal Planet atau National Geographic dapat mengurangi rasa jenuh dan stress. Hal ini sesuai penelitian Personality and Social Psychology Bulletin dengan melihat gambar atau video pemandangan alam di acara tersebut bisa membuat seseorang kembali semangat dan membahagiakan setelah merasa stress akibat bekerja.

Ilustrasi menonton dari japanesestation.com
Ilustrasi menonton dari japanesestation.com

Bagi orang dewasa, menonton televisi membawa dampak positif jauh lebih banyak. Orang dewasa mampu menyaring hal yang dibutuhkan untuk ditonton. Menonton berita, menonton film, acara olahraga, acara realita show, komedi dan sebagainya. 

Jika tidak sesuai, maka orang dewasa akan berpindah channel atau mematikan televisi. Berbeda dengan anak kecil. Anak kecil belum bisa membedakan tontonan yang sesuai dengan kebutuhan. Sekarang kita lihat dampak negatif menonton televisi bagi anak.

Televisi dapat mengganggu penglihatan dan pendengaran anak. Kebiasaan anak kecil ketika menonton televisi ingin mendekat dan bahkan sampai berinteraksi langsung dengan televisi. 

Anak yang menonton terlalu focus dan mendekat ke televisi, cahaya dari yang keluar dari televisi akan membuat penglihatan menjadi terganggu atau minus. Selain itu suara dari televisi dapat menggangu pendengaran. Suara televisi yang terlalu besar atau terlalu kecil akan berdampak pada pendengaran anak.

Anak yang suka menonton televisi membuat jadi malas. Anak yang keasikan menonton televisi akan terus duduk di depan layar sampai membuang waktu yang lama. Anak yang sudah keasikan menonton hiburan membuat anak lebih sedikit membaca atau bahkan minat membaca menurun. 

Menurut Ruben Durante, dalam The New York Times, menyatakan IQ akan akan menurun akibat sering terpaparnya tayangan hiburan dan iklan televisi. Selanjutnya Jonathan Rothwell yang dikutip The New York Times bahwa menonton edukasi di televise membuat peringkatnya lebih tinggi dari anak yang menonton hiburan.

Anak yang suka menonton akan mengurangi interaksi dengan orang tua. Menurut Profesor Amy Nathanson Ph.D, dari Ohaio University bahwa anak yang asik menonton terlalu lama akan mengurangi interaksi dengan orang tua dalam berbicara, atau berhubungan. Hal ini tentu berdampak buruk bagi perkembangan masa depan anak. Anak akan merasa tidak mendapat dukungan dari orang tua.

Anak akan meniru hal yang ditonton. Adegan atau bahasa televisi yang ditonton seakan mengajak anak untuk segera meniru dan berinteraksi. Tak jarang banyak adegan kekerasan yang ditiru oleh anak. Selain itu gaya bahasa televisi yang gaul akan ditiru oleh anak. 

Anak akan meniru gaya bahasa yang dilontarkan oleh tokoh dalam televisi. Seorang ahli psikolog Romeo Vitelli yang berasal dari Canada, mengemukakan bahwa anak akan mengikuti adegan kekerasan atau adegan seksual yang dilihat. Anak akan selalu meniru hal yang dilihatnya. Akan tetapi anak yang menonton film horror tentu akan sangat mengganggu psikologi anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun