Mohon tunggu...
Pretty Sefrinta Anggraeni
Pretty Sefrinta Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Never stop learning. Never stop thinking | Ig: sefrintapretty

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Ajarkan Kata-kata Sopan Pada Anak

14 Oktober 2017   20:59 Diperbarui: 15 Oktober 2017   01:29 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kidislanddental.com

Istilah #kidszamannow semakin banyak terdengar dan digunakan untuk menunjukkan perilaku anak-anak zaman sekarang. Sayangnya, istilah tersebut mengarah ke perilaku yang negatif, tidak sopan dan tidak memiliki etika.

Para pembaca kompasiana pasti tidak ingin jika si kecil berperilaku negatif atau tidak sopan, oleh karena itu sebagai orang tua, pendidik, atau orang yang lebih dewasa perlu untuk mengajarkan anak-anak untuk berperilaku baik dan memiliki tata krama. Meski tidak mudah mengajarkannya pada anak-anak, namun tidak perlu khawatir terapkan empat kata positif ini agar si kecil menjadi manusia yang beretika dan bermartabat.

1. Tolong

Jika si kecil membutuhkan bantuan atau menginginkan sesuatu namun tidak dapat melakukannya sendiri, tak jarang si kecil akan meminta pertolongan orang lain. Tetapi terkadang orang tua atau orang dewasa langsung memenuhi keinginan atau kebutuhan si kecil agar ia segera terpuaskan. 

Sayangnya, si kecil meminta bantuan tanpa mengucapkan kata "tolong", seperti "Ma, ambilin mainan itu diatas lemari!" atau "Pa, anterin aku ke rumah si A!" atau "Mbak, belikan aku jajan di toko B!". Padahal kata "tolong" mengajarkan anak agar tidak berperilaku semaunya, menghargai orang lain, dan menyadari bahwa ia membutuhkan orang lain. Orang yang memberi pertolongan akan dengan senang hati memberi pertolongan jika dihargai. Kata "tolong" harus diucapkan meski pada orang yang lebih tua ataupun lebih muda bahkan pada pembantu atau baby sister-nya sekalipun. 

2. Terima Kasih

Tujuan mengajarkan kata "terima kasih" pada anak tidak jauh berbeda dengan tujuan mengajarkan kata "tolong", yakni anak belajar untuk menghargai jasa orang lain, belajar ketulusan dan kesadaran bahwa ia membutuhkan orang lain. Membalas jasa orang lain tidak selalu diukur dengan uang atau benda, namun dengan menghargai orang lain dengan kata sederhana "terima kasih" memiliki makna yang dalam, seperti "Terima kasih Ma, sudah belikan aku mainan", "Terima kasih Pa, sudah mengajak adik liburan", atau "Terima kasih mbak, sudah buatkan aku susu".

3. Maaf

Kata "Maaf" digunakan untuk menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan. Terkadang saat si kecil melakukan kesalahan, orang tua atau orang dewasa hanya menegur atau menyalahkan si kecil, bahkan terkadang tidak menjelaskan dengan benar yang harus dilakukan si kecil. Membiasakan kata "Maaf" pada anak bertujuan sebagai suatu bentuk penyaluran emosi bahwa dirinya benar-benar menyesal dan tidak ingin mengulangi perbuatan itu lagi, mengajarkan arti tanggungjawab, serta mengajarkan anak untuk berbesar hati mengakui kesalahan. Contoh "Maaf ya mbak, Adik memukul", "Maaf ya Pa, tidak jadi pergi sama papa", atau "Maaf ya, aku gak sengaja".

4. Permisi

Kata "permisi" perlu diajarkan pada si kecil agar ia memiliki empati atau peduli terhadap sekitarnya, seperti "Permisi, adik mau lewat", "Permisi, aku mau masuk ke dalam", atau "Permisi, mobilku mau lewat". Hal ini menunjukkan agar si kecil diajarkan untuk peka terhadap lingkungan sekitar, bahwa keberadaannya di dunia ini tidak sendiri namun berdampingan dengan keberadaan orang lain.

Empat kata positif tersebut tidak hanya diterapkan untuk si kecil saja, namun juga harus diterapkan untuk orang tua atau orang dewasa yang berada di sekitarnya. Si kecil adalah peniru ulung, ia akan lebih mudah dan cepat mempelajari sesuatu jika dicontohkan langsung oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Kapan saat yang tepat mengajarkan kata-kata sopan pada anak?

Jawabannya adalah "Sekarang".

Namun akan lebih baik jika mengajarkan kata-kata sopan sejak usia batita. Mengapa? Karena di usia 18 bulan-2 tahun anak sedang belajar menggunakan kata sifat seperti bagus, jelek, panas, dingin, dan sebagainya. Selanjutnya, di  usia 2-3 tahun, anak tak lagi bicara egosentris dan menjadi lebih  sosial. 

Ditambah lagi di usia ini, pemahaman reseptif anak mulai jalan  karena kemampuannya dalam mengeksplorasi, observasi, untuk kemudian  meniru sedang berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun