Desa Jatisari di Kecamatan Tajinan terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah, seperti persawahan dan aliran sungai alami. Selain itu, desa ini memiliki kearifan lokal, yaitu pertanian tradisional yang masih digunakan dan budaya masyarakat yang tetap lestari. Potensi ini sayangnya belum dimaksimalkan. Kekuatan lokal dapat dihubungkan dengan rencana pariwisata berkelanjutan melalui program pengabdian ini. Pelatihan tentang pengelolaan wisata alam, pembuatan paket wisata, pemasaran digital melalui media sosial, dan pelatihan pengemasan produk lokal adalah beberapa dari pelatihan yang diberikan. Para peserta, terdiri dari kelompok tani, pelaku UMKM, dan karang taruna, sangat antusias mengikuti seluruh kegiatan. Selain itu, program ini mendorong kerja sama antara pemerintah desa, warga, dan dunia akademik. Pendekatan berbasis partisipasi membuat warga percaya bahwa mereka semua bertanggung jawab untuk menjaga, mengelola, dan mempromosikan potensi desanya kepada daerah lain.
Selain itu, program ini mendorong kerja sama antara pemerintah desa, warga, dan dunia akademik. Pendekatan berbasis partisipasi membuat warga percaya bahwa mereka semua bertanggung jawab untuk menjaga, mengelola, dan mempromosikan potensi desanya kepada orang lain. Tim pengabdian berharap Desa Jatisari akan menjadi model desa wisata yang berhasil yang menggabungkan nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan. Desa ini dinilai memiliki modal kuat untuk berkembang menjadi destinasi ekowisata yang asli dan berkelas dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelibatan masyarakat. Desa Wisata Jatisari kini menatap masa depan yang lebih cerah berkat kerja sama yang kuat. Selain itu, masyarakat semakin yakin bahwa desa mereka dapat menjadi contoh sukses revitalisasi ekonomi regional yang berkelanjutan melalui inovasi dan kerja sama.
Tim pengabdian berharap Desa Jatisari akan menjadi model desa wisata yang berhasil yang menggabungkan nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan. Desa ini dinilai memiliki modal kuat untuk berkembang menjadi destinasi ekowisata yang asli dan berkelas dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelibatan masyarakat. Desa Wisata Jatisari kini menatap masa depan yang lebih cerah berkat kerja sama yang kuat. Selain itu, masyarakat semakin yakin bahwa desa mereka dapat menjadi contoh sukses revitalisasi ekonomi regional yang berkelanjutan melalui inovasi dan kerja sama. Selama kegiatan berlangsung, tim pengabdian juga menyusun rencana pengembangan desa wisata yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan realistis. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa program yang ada akan tetap berjalan setelah tim kampus kembali, sehingga warga dapat melanjutkannya.
Selain itu, pertumbuhan ekowisata ini mendorong warga untuk mengembangkan berbagai ide baru, seperti paket wisata berkebun, kursus membatik alami, dan camping di hutan rakyat. Tim pengabdian dan pemerintah desa mendukung pengembangan lebih lanjut dari gagasan ini. Revitalisasi ekonomi desa juga berfokus pada penguatan kelembagaan lokal seperti BUMDes dan kelompok sadar wisata. Tim pengabdian membantu kelembagaan ini mengaktifkan kembali peran mereka sebagai pusat pengelolaan ekowisata. Selain itu, tim pengabdian bekerja sama dengan banyak orang, seperti perusahaan kreatif, startup pariwisata, dan lembaga pendamping desa. Dengan kerja sama ini, diharapkan jejaring promosi dan investasi di desa wisata Jatisari akan diperluas.
Sekarang orang-orang berkolaborasi untuk membersihkan lingkungan, memperbaiki jalur wisata, dan merancang acara wisata yang menarik dan pendidikan. Program berhasil berkat kesadaran kolektif ini. Kegiatan ini menunjukkan bahwa pembangunan desa wisata bukan hanya tentang membangun infrastruktur yang megah, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dan menjaga warisan desanya. Ekowisata di Jatisari telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar tren. Ini telah menjadi gaya hidup baru yang sesuai dengan alam, ekonomi lokal, dan budaya leluhur. Ini adalah perjalanan yang panjang menuju desa yang indah, berdaya, dan bermartabat.
Program pengembangan ekowisata di Desa Jatisari ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 8 yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta penciptaan lapangan kerja yang layak melalui pengembangan potensi lokal. Pendekatan yang mengedepankan kearifan lokal dan pelibatan masyarakat juga mendukung SDG 11 tentang kota dan komunitas yang berkelanjutan, serta SDG 15 yang fokus pada perlindungan, pemulihan, dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan. Melalui inovasi dan kerja sama yang kuat, Desa Jatisari menunjukkan bagaimana pembangunan pariwisata dapat menjadi pendorong utama revitalisasi ekonomi regional tanpa mengorbankan nilai sosial dan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI