Saat ini, media sosial sangat berpengaruh dalam aktivisme masyarakat. Contoh halnya seperti yang telah viral pada tahun 2020. Awalnya, vaksinasi covid-19 diberikan pemerintah secara gratis.Â
Namun, pada saat program vaksinasi tengah berjalan, bahkan belum merata, juga angka kematian terus meningkat, tiba-tiba Kimia Farma memberikan informasi bahwa penjualan vaksinasi untuk perorang. Yang menjadi sorotan ialah dari pejabat publik Puan Maharani dan Moeldoko yang menyetujui keputusan ini.
Dengan terjadinya kebijakan ini, masyarakat pun langsung mengkritik melalui media sosialnya seperti Twitter. Salah satunya dokter Berlian Idris yang mempertanyakan inkonsistensi kebijakan pemerintah; cuitannya di-retweet hingga lebih dari dua ribu kali.
Yang menjadi sorotan pun telihat pada jejaring sosial yang dibuat @NephiLaxmus, kita bisa melihat masifnya percakapan mengenai vaksin berbayar, dan bagaimana tanggapan masyarakat yang dominannya kontra pada kebijakan tersebut.
Keputusan presiden meresmikan vaksinasi gartis, membuat masyarakat lega. Karena dengan dampaknya pandemi ini, tidak sedikit orang yang mengalami keadaan ekonomi yang memprihatinkan.Â
Dari kejadian ini, kita sebagai masyarakat Indonesia yang bijak, patut belajar untuk mengkritik, menyuarakan melalui media sosial. Ini salah satu hal yang berpengaruh terhadap informasi terkini, bagaimana kondisi didalam masyarakat dan dunia.