Mohon tunggu...
Sintya Chalifia Azizah
Sintya Chalifia Azizah Mohon Tunggu... Freelancer - A human being

Menulis merupakan langkah untuk merendahkan hati agar tidak bengis, menyisakan kebenaran entah dengan menangis atau meringis, dan secercah wujud kepedulian yang empiris.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kejahatan Sampah Mana Lagi yang Kau Dustakan

7 September 2019   10:15 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AKSI Beli yang Baik bersama Earth Hour Surabaya

Berbicara mengenai lingkungan saat ini tidak bisa dilepaskan dari permasalahan sampah yang ada di hampir seluruh wilayah Indonesia. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) produksi sampah nasional mencapai 65,8 juta ton per tahunnya. 

Sementara itu, jumlah sampah plastik mencapai 16% di antara jumlah tersebut. Tentu bukan hal yang tidak mungkin jika kondisi ini terus dibiarkan, bumi hanya menjadi lautan sampah.

Di Surabaya sendiri, berdasarkan Kajian Cepat Sampah Laut di Indonesia (2018) sebanyak 2.482,7 ton sampah dihasilkan setiap harinya dan 37,10% di antara banyaknya sampah tersebut tidak tertangani. Komposisi sampah yang ditemukan meliputi popok, sampah plastik, dan sampah organik lainnya. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena sebagai pusat ekonomi, wilayah perkotaan justru memicu pola konsumtif dan produksi sampah yang tinggi. Ya, dengan kata lain, wilayah perkotaan tidak menjamin masyarakatnya lebih teredukasi dan memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan yang lebih tinggi.

Kenyataan yang lebih buruk harus diterima karena sampah-sampah ini bukan hanya permasalahan di darat, tetapi mencakup wilayah yang lebih luas seperti aliran sungai, pesisir pantai, dan lautan. Bagaimana tidak? Sampah plastik yang dihasilkan di daratan merupakan sampah tidak mudah terurai, dan akan terbawa aliran air hingga ke laut. 

Bahkan laporan World Economic Forum pada 2016 mengungkapkan populasi sampah plasti akan lebih banyak dibanding jumlah ikan di laut. Kondisi miris tersebut juga masih bisa ditemui di Surabaya. Masyarakat dapat menjumpainya, salah satunya ketika menyusuri sungai dari Ekowisata Mangrove Wonorejo menuju muara.

Kodisi lingkungan saat ini memang masih memprihatinkan. Akan tetapi, dengan keadaan seperti ini bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa yaa... Segalanya bisa dimulai dari membiasakan diri sendiri untuk melakukan hal-hal sepele tetapi ternyata berdampak sangat besar bagi lingkungan sekitar. Sangat perlu untuk membudayakan mengurai produksi sampah terutama plastik yang sulit untuk terdegradasi. 

Misalnya dengan mengurangi penggunaan sedotan plastik, membawa totebag sebagai pengganti kantong plastik, atau sekedar membawa botol minum sendiri. Ingat, kontribusi kita semua sangat berarti bagi bumi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun