Salam hormat,  Saya, seorang rakyat biasa Indonesia mengucapkan Selamat kepada  Tuan Joko Widodo sebagai Presiden RI Terpilih kedua kalinya. Terlepas bagaimana lika-liku jalan yang Tuan tempuh menuju Istana Negara, Itu sudah kehendak Rakyat, takdir sejarah.
Izinkan saya  menyampaikan curahan hati dan harapan kepada Tuan Presiden.
Saya selalu membayangkan bahwa  Presiden yang ideal yang mampu memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini  adalah individu "setengah gila". Presiden ideal seperti itu sangat sulit --untuk tidak mengatakan mustahil- lahir dari sistem kehidupan berbangsa dan bernegara dimana rakyat terbelenggu penderitaan kemiskinan dan  elit pimpinan penyelenggara negara juga elit politik tersandera kekuasaan dan kepentingan pribadi atau golongan.
Dengan tidak mengurangi capaian kinerja Tuan selama ini sebagai Presiden, dan juga jasa Presiden Presiden sebelum Tuan, saya selalu merenung bahwa Rakyat Indonesia seharusnya dapat  lebih makmur dan Bangsa Indonesia semestinya lebih jaya dari pada sekarang ini. Hal ini saya yakini berdasarkan patokan sejarah revolusi perjuangan 1945 dan kehebatan Pemimpin-Pemimpin Pendiri Bangsa berkaliber kelas dunia.Â
Saya juga semakin mempertanyakan mengapa  kini moralitas diukur dari formalitas tebalnnya tumpukan kertas-kertas "Fakta Integritas" dan "Surat Pernyataan... bermatrai" kian mewabah kesegala sendi kehidupan. Mengapa birokrasi pemerintahan semakin sibuk sendiri menumpuk kertas-kertas  "SPJ" dari pada mewujudkan amanat penderitaan Rakyat. Mengapa semua berlomba-lomba demi pencitraan, kepalsuan direkayasa hingga lebih bermakna dari pada esensi substansi. Mengapa nama Tuhan dibawa-bawa  meyebarkan kebencian dan permusuhan semakin masif dan intensif.Â
Mengapa banyak pejabat pemerintah dan politikus sering menasehati jangan korupsi tertangkap korupsi. Mengapa  rakyat tidak percaya pada Pejabat Penyelenggara Negara tapi mengharapkan bantuannya. Mengapa informasi palsu atau hoax dianggap momok menakutkan. Dan banyak lagi pertanyaaan. Saya meyakini  pertanyaan-pertanyaan tersebut berhubungan dengan penyebab bangsa Indonesia terhambat maju dan jaya sebagaimana mestinya.
Seyogiyanya bila seluruh rakyat Indonesia memiliki kesadaran dan tekad memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara maka terwujudlah cita-cita luhur  bangsa dan negara. Namun sebagian besar rakyat telah terbelenggu kemiskinan dan elit pemimpin tersandera kekuasaan dan kepentingan. Kita terperangkap dalam jeratan  "lingkaran setan". Â
Saya meyakini bahwa satu-satunya individu di Indonesia yang berdaya dan memiliki kuasa yang diharapkan dapat  melepaskan satu persatu dari jeratan tersebut adalah Presiden, dengan syarat bermoralitas  dan berintegritas bebas dari belenggu nafsu kekuasaan dan lepas dari sandera kepentingan pribadi dan  golongan. Harapan Rakyat telah disandarkan pada Tuan!
Tuan Presiden, Perjuangan belum selesai!
Saya memohon, pimpinlah kami rakyat Indonesia, pimpinlah kehidupan berbangsa dan bernegara kembali ke hati nurani rakyat, meresapi amanat penderitaan rakyat, kobarkan lagi semagat juang revolusi 45, hormati semangat reformasi, lindungi  dan amalkan Pancasila dan UUD 45 tanpa retorika. Semua itu tak usah Tuan kata-katakan, cukup tekad didalam hati, Tuan berjalan di depan!
Ketika Tuan Presiden meninggalkan pintu istana negara tahun 2024, dari lubuk hati Tuan bergetar rasa bangga dan bahagia karena perjuangan dan bhakti telah tunai. Nama harum Tuan akan dicatat sejarah!
Demikian dari Saya, semoga Tuan Presiden panjang umur dan selalu bahagia, Terima kasih. Hormat Saya, Samsul Bahri Sembirng.