Mohon tunggu...
Sayyid Muhamad Ridho
Sayyid Muhamad Ridho Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Teknik Informatika Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Suka dengan berbagai hal baru, terutama pengetahuan dan pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Apa Itu Anakronisme Dalam Sebuah Cerita

15 Maret 2025   20:00 Diperbarui: 15 Maret 2025   06:59 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anakronisme; Abraham Lincoln memakai smartphone (Sumber: da.wikipedia.org)

Pernahkah kalian membaca sebuah cerita di mana narasinya itu tidaklah sinkron atau tidak pada seharusnya, misalnya cerita tentang zaman purba yang sudah memiliki sinyal internet, bukankah itu sedikit tidak nyambung?

Terlepas dari itu hanyalah cerita khayalan atau sebatas fiksi, menulis sebuah cerita haruslah sesuai dengan kronologi dan juga dengan konsep yang tidak terlalu diluar nalar, jangan sampai pembaca yang membaca atau menonton sebuah cerita merasa heran dengan apa yang dikonsumsinya. Biasanya, ini terjadi pada penulis pemula yang keliru dan melakukan kesalahan teknis, namun penulis yang sudah lama juga tidak terlepas dari Anakronisme.

Anakronisme adalah salah satu perangkat sastra (hal dalam kepenulisan) yang menempatkan seseorang atau sesuatu yang terkait dengan waktu sejarah tertentu pada periode waktu yang salah (tidak sinkron). Anakronisme berasal dari kata Yunani "chronos" atau "khronos" yang berarti "waktu" dan awalan "ana-" yang berarti "kembali" atau "lagi". Terkadang anakronisme adalah kesalahan yang sebenarnya.Bayangkan jika kita membaca cerita tentang manusia gua yang memasak makan malam dengan microwave atau mungkin cerita tentang manusia gua yang sedang menonton TV. Keadaan yang tidak pada tempatnya ini adalah contoh anakronisme. Terkadang anakronisme adalah kesalahan yang sebenarnya; di lain waktu, namun terkadang juga mereka dengan sengaja menambahkan humor atau mengomentari periode sejarah tertentu.

Terlepas dari anakronisme ini bukanlah sebuah kesalahan, anakronisme pun harus digunakan dengan sesuai. Jika memang dalam ceritanya menggunakan informasi berdasarkan fakta dan tidak ada hal yang magis, lebih baik hindari anakronisme. Tapi, jika kalian sedang menulis cerita yang memang benar-benar fiksi khayalan atau hal magis gaib, maka anakronisme mungkin bukan suatu yang salah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun