Dokumentasi penulis saat berada di dermaga penyeberangan perahu motor Baranusa-Kalabahi (Senin, 23/07)
Aktivitas di dermaga perahu motor Baranusa. Penyeberangan Baranusa-Kalabahi dapat di tempuh dalam waktu kurang lebih 5 jam. Umumnya perahu motor bertolak dari Baranusa pada pukul 07.15 dan sampai sekitar pukul 12.00 saat azan zuhur terdengar. Dermaga ini selain tempat hilir mudik penumpang juga tempat kapal-kapal nelayan sandar. Maka dapat ditebak tempat ini pun menjadi tempat jual beli ikan yang dikenal dengan pasar ikan Baranusa.
Baranusa merupakan sebuah desa yang berkecamatan di Pantar Barat Kabupaten Alor. Penduduk di pesisir Baranusa mayoritas beragama Islam. Tak heran budaya masyarakat Baranusa sebagai kampung muslim sangat erat dengan nilai-nilai Islam. Â Saat waktu solat tiba misalnya, suara azan menggema dari masjid-masjid yang berdiri kokoh di berbagai sudut kampung Baranusa.
Puluhan masjid dengan corong toa mengarah ke segala penjuru semakin menambah semarak kampung Baranusa. Mayoritas masyarakat Baranusa bekerja sebagai nelayan dan bertani. Berbeda dengan wilayah pesisir  penduduk di daerah pegunungan umumnya beragama Kristen Protestan.
Seperti daerah Alor pada umumnya,  Baranusa pun memiliki  pantai yang indah dan menawan.  Sebut saja pantai  yang terkenal dengan pasir tiga warna.
Sayang sekali ketika berkesempatan berkunjung ke Baranusa, saya belum bisa ke pasir tiga warna.  Saya baru sempat mengunjungi permandian air panas La Ke el.  Airnya hangat dan sangat menggoda untuk mandi dan berendam memanjakan tubuh yang letih akibat perjalanan jauh.  Namun sayang, tata kelola pemandian air panas ini belum menjadi perhatian serius pemerintah.  Tapi tetap rekomended  buat sobat yang berkunjung  ke Baranusa untuk mampir ke sana. Â