Mohon tunggu...
Sayyidal Jamat
Sayyidal Jamat Mohon Tunggu... Guru - Guru Sakola Desa

Berani menulis untuk mengupayakan pertumbuhan pendidikan melalui Balai Sakola Desa 5.0 sebagai wahana edu-aksi semua elemen masyarakat kampungan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kamuflase Civil Society 5.0

30 Maret 2023   17:22 Diperbarui: 30 Maret 2023   17:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Chapter 7 : Kisah Rai Mahdi dan Visi Betavia 2045

Pada tahun 2025, Betavia telah memiliki kerangka visi Betavia menuju Manusia Cemerlang 2045. Kota ZPE Betavia telah menjadi kota yang tertata indah nan megah dengan segala kebebasan dan kemanusiaannya. Civil society yang tertata rapi, dengan peradaban manusia yang mampu menguasai teknologi. Inilah era-Civil Society 5.0 yang dipropagandakan sebagai manusia berkeadaban. 

Betavia mampu tumbuh menjadi zona integritas, zona yang memiliki sikap yang utuh tentang manusia dan teknologi. Zona Society 5.0, sejak homo sapiens berevolusi menjadi human. Sejak manusia purba mulai mampu berinteraksi, berkoloni. Inilah generasi kelima dari evolusi manusia. Human being always in order! never chaos forever!. Kebebasan adalah hak segala bangsa, seluruh manusia tanpa kecuali!

Kebebasan yang diagungkan tersebut diyakini mampu mengikis fanatisme terhadap ajaran keagamaan dan ketuhanan yang dianggap mengarah pada gerakan anarkisme yang membahayakan pemerintah. Namun pada praktik selanjutnya memiliki kecenderungan untuk tidak bertuhan serta memiliki visi untuk tidak mempercayai agama apa pun, karena dianggap merusak nilai keutuhan dan kesatuan dalam United State of Asian Nation. Kamuflase yang teramat sempurna!

Tindakan nyata dari kebebasan warga Betavia lainnya adalah dengan tidak mengenal tindak kriminal dalam bentuk atau tingkat apapun, meski terjadi setiap hari di depan mata. Masyarakat Betavia hanya menyebutnya sebagai 'kecerobohan' dan 'kelemahan' bagi korban tindak kriminal. Jika ada tuntutan dari si korban dan pelaku menjadi tersangka yang mengarah ke pengadilan, maka dapat dimentahkan di pra-peradilan karena terbukti kelemahan dan kecerobohan pada si korban.

Masyarakat Betavia tidak mengenal apa itu narkoba dan sejenisnya walaupun semua orang memakainya karena di Betavia dikenal sebagai 'tabia' dan penggunanya disebut 'et- tabiat'. Penggunaan 'tabia' sudah menjadi kebiasaan yang akhirnya dipropaganda menjadi budaya di Betavia. Tidak ada larangan untuk obat-obat terlarang, semua dijual bebas, ketergantungan menjadi asumsi 'kebodohan' bagi individu atau pun persona. Hukuman mati bagi pengedar narkoba akan terjadi apabila pelaku bisnis narkoba tersebut tidak bersedia melakukan 'simbia'.

Warga dan pemerintah Betavia tidak mengenal apa itu korupsi dan kolusi karena di Betavia hanya diketahui sebagai prilaku ' 'saling menguntungkan' atau dengan istilah 'simbia, mereka mengganggapnya sebagai etis politica'. Hal ini pun terjadi di mana-mana. Di setiap sudut birokrasi pemerintahan dan setiap jenis usaha yang dikelola swasta bahkan masyarakat luas pun sudah memaklumi akan hal tersebut.

Di kota ini tidak mengenal apa itu pembunuhan, warga Betavia lebih mengenalnya sebagai pilihan untuk 'pembelaan diri' atau 'perjuangan' bagi tiap individu, walaupun hal ini terjadi di depan umum begitu saja. The Customs, sebelumnya dikenal dengan istilah The Police hanya akan menangkap seseorang untuk diperiksa atas laporan dan tuntutan kerugian dalam waktu 1x24 jam dari kejadian, selepas itu 'terbebaslah semua individu maupun persona dari segala tuntutan dan laporan tentang kerugian apa pun. Hal inilah yang menjadi dasar pilihan hidup 'membela diri' atau 'perjuangan atas hidup' bagi setiap diri, bagi individu, bagi persona. 

Hampir seluruh warga Betavia, mulai dari anak-anak hingga tua-renta, mereka sudah menguasai beragam jenis keterampilan 'bela diri'. Bahkan memainkan senjata tajam maupun senjata modern.

Seluruh warga Betavia tak ingin jadi santapan 'kamar mayat' di setiap sektor security setempat yang dikelola oleh Garda Nasional. Mayat manusia di jalanan akan menginap semalam dalam 'refrigerator' Persona Departement. Hari berikutnya, mayat-mayat dari lemari pendingin tersebut akan langsung dibawa ke 'krematorium' yang terdapat di setiap rumah sakit. 

Beridentitas atau tidak, bila tidak ada tuntutan dan laporan kerugian pihak tertentu, maka terbakarlah tubuh sang mayat menjadi abu, tentu sebelumnya telah dilakukan out of session, atau pengangkatan organ tubuh yang akan dicangkok atau disebut dengan istilah clonning. Lalu abu kremasi mayat expire itu diolah dan dikemas sebagai pupuk tanaman bagi taman-taman di sudut kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun