“FOMO bikin takut ketinggalan tren, JOMO ngajak santai nikmatin hidup. Kamu lebih nyaman pilih yang mana, Sobat Medsos?”
Pernah FOMO Nggak?
Pernah nggak sih kamu lagi rebahan santai, eh tiba-tiba lihat story teman nongkrong di kafe hits atau nonton konser yang tiketnya udah sold out? Rasanya langsung, “aduh, kok aku nggak ikutan sih?!”
Nah, perasaan itu yang sering disebut FOMO alias Fear of Missing Out.
Tapi jangan salah, ada juga lawannya, yaitu JOMO atau Joy of Missing Out. Kalau FOMO bikin kita panik ketinggalan tren, JOMO justru ngajarin kita buat santai. Nggak ikut tren bukan berarti nggak seru, kadang malah lebih sehat buat dompet dan mental.
FOMO: Takut Ketinggalan Tren
Fenomena FOMO makin kelihatan di era digital. Semua orang update tiap jam, tiap menit. Begitu ada hal baru mulai dari lagu TikTok, gaya fashion, sampai tempat nongkrong rasanya wajib banget ikut biar nggak dianggap kudet.
Masalahnya, terlalu sering FOMO bisa bikin kita:
- Capek sendiri, karena nggak bisa nolak ajakan.
- Dompet jebol, demi ikutin tren.
- Khawatir berlebihan, takut dianggap kurang gaul.
JOMO: Tenang Nikmati Hidup
Di sisi lain, JOMO hadir buat ngajak kita lebih mindful. Bayangin, nggak ikut nongkrong bukan berarti kamu kehilangan momen. Bisa jadi malah punya waktu istirahat lebih, nabung lebih banyak, atau fokus ke hal-hal yang bikin kamu bahagia tanpa harus dibandingin sama orang lain.
JOMO itu ibarat self-love versi digital. Kamu nggak terlalu peduli apa kata orang, lebih fokus ke apa yang bikin hati tenang.
Jadi, Kamu Tim Mana?
Sebenarnya nggak ada yang salah kalau sesekali FOMO, asal nggak sampai bikin stres. Ikut tren boleh, tapi jangan sampai hidup kita digerakkan oleh timeline orang lain.
Coba deh mulai seimbangin:
- Lagi pengen seru-seruan? Boleh banget FOMO sebentar.
- Butuh recharge energi? Pilih JOMO tanpa rasa bersalah.
Intinya, hidup di era digital itu soal pintar ngatur ritme. Tren bakal selalu datang dan pergi, tapi kesehatan mental kita harus tetap jadi prioritas.