Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lontong Cap Go Meh: Akulturasi Budaya Tiongkok dan Jawa

24 Februari 2024   23:16 Diperbarui: 24 Februari 2024   23:16 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imlek baru saja selesai dirayakan secara meriah dengan lampion berwarna merah emas dan barongsai untuk menyambut Tahun Naga kayu.

Namun sesungguhnya perayaan Cap Go Meh adalah perayaan puncak dari urutan tahun baru Imlek.

Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien, Chap Go Meh () yang berarti malam kelima belas. Perayaan Cap Go Meh adalah perayaan lentera.  Awal mula perayaan ini dimulai pada abad 17 pada masa pemerintahan Dinasti Han sebagai penghormatan bagi Dewa Thai Yi.

Hari ke 15 setelah imlek adalah hari dimana perayaan dilangsungkan untuk menyambut datangnya musim semi. Cap Go Meh juga memiliki arti sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dewa dewi atas rezeki dan berkat yang telah diberikan di tahun lalu.  Serta memohon agar dilimpahi kebahagiaan untuk semua makhluk hidup.

Perayaan Cap Go Meh ini biasanya diikuti oleh banyak acara tergantung dimana daerah itu berlangsung. Biasanya ada arak-arakan yang penuh kemeriahan.  

Selain acara budaya ini ada juga makanan khas yang selalu disajikan bahkan wajib tersedia jika perayaan Cap Go Meh yaitu Tangyuan yang berupa beras-beras ketan  berbentuk bulatan yang direbus dalam kuah manis. 

Makanan ini memiliki makna reuni dan kelengkapan.  Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa bulatan beras dan mangkuknya melambangkan keutuhan dan kebersamaan. Makanan ini dinikmati bersama keluarga sambil bersilahturahmi.

Kebiasaan ini juga berlangsung di Indonesia  secara turun menurun di kalangan keturunan Tionghoa. Namun budaya Tionghoa lama kelamaan beradaptasi dengan budaya Jawa sehingga Tangyuan diganti dengan Lontong beserta lauk pauk khas Jawa yang dikenal dengan sebutan Lontong Cap Go Meh yang dirasa lebih cocok dengan lidah disini.

Setiap tahun bila tanggal 15 bulan pertama dari kalender Cina tiba maka dirumahku akan disajikan lontong cap go meh yang terdiri dari ayam opor, semur atau sambal  kentang, kerupuk dan telor rebus akan dimakan bersama-sama sebagai bagian perayaan dan  simbol dari keberuntungan. 

Di dalam tradisi Cap Go Meh ada 8 Kebajikan atau Jalan Kebenaran yang akan terus dibagikan dan menjadi bagian dari pribadi setiap orang warga keturunan Tionghoa, yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun