Mohon tunggu...
savira ratukezia
savira ratukezia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

prodi s1 pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemicu Depresi pada Remaja

23 Desember 2022   11:13 Diperbarui: 23 Desember 2022   11:17 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi atau mengetahui sejauh mana variasi yang ada pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada variabel yang lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2010). 

Melalui jenis penelitian ini, akan diperoleh informasi mengenai tinggi-rendahnya hubungan diantara variabel yang ada dan bukanlah mengenai bagaimana variabel-variabel penelitian saling mempengaruhi atau memberikan efek satu sama lain. Sedangkan menurut Alsa (2007) penelitian korelasional yaitu teknik yang digunakan untuk menguraikan dan mengukur seberapa besar tingkat hubungan antara variabel atau antara perangkat data.

HASIL PEMBAHASAN 

  • Pemicu stress pada remaja
  • Masalah pelajaran sekolah
  • Masalah dengan teman dekat/ pacar
  • Masalah hubungan dengan orangtua
  • Masalah persaingan dengan saudara
  • Masalah dengan teman
  • Penyebab Stres dan Depresi pada Anak Remaja
  • Berbagai hal yang sering membuat remaja mengalami stres dan depresi adalah masalah kehidupan sosial, seperti hubungan keluarga, percintaan, pertemanan, hingga persoalan akademis di sekolah. Tekanan-tekanan tersebut bisa menjadi penyebab stres pada remaja dalam tingkat ringan, namun jika dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan depresi. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab stres pada remaja, di antaraya:
  • Faktor genetic
  • Perubahan hormone
  • Faktor biologis, apabila neurotransmitter (zat kimia dalam otak) alami terganggu
  • Trauma yang dialami saat anak-anak, seperti pelecehan fisik atau emosional dan kehilangan orangtua
  • Kebiasaan berpikir negative
  • Gejala depresi
  • Depresi dapat terasa berbeda-beda bagi setiap anak. Berikut adalah tanda dan gejala yang umum terjadi.
  • Gejala fisik:
  • Lelah atau tidak ada energi, meskipun sudah beristirahat
  • Gelisah atau sulit berkonsentrasi
  • Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari
  • Perubahan selera makan atau pola tidur
  • Rasa nyeri atau sakit yang muncul tanpa sebab tertentu
  • Gejala emosional dan mental:
  • Rasa sedih, cemas, atau mudah marah yang terus-menerus
  • Hilang minat untuk bergaul dan melakukan kegiatan yang biasanya disukai
  • Menarik diri dari orang lain dan merasa kesepian
  • Merasa tidak berharga, tidak punya harapan, atau merasa bersalah
  • Mengambil tindakan-tindakan berisiko yang tidak biasanya dilakukan
  • Menyakiti diri atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup

Kecerdasan Emosi 

Kecerdasan emosi menurut Ayati (2019:35) merupakan kemampuan individu dalam mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, kemampuan individu dalam memahami emosi diri sendiri dan orang lain, dan kemampuan dalam mengelola emosi pada situasi dan kondisi tertentu dalam upaya memotivasi diri, serta membina hubungan baik dengan orang lain. Menurut Salovey dan Mayer (Septiyani & Novitasari, 2017:69) individu yang cerdas secara emosi dapat mengelola emosi, mengendalikan perasaan san menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk mengarahkan pemikiran dan tindakan individu sehingga tidak akan merasa kecewa, khawatir, hingga depresi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan dalam mengontrol diri secara positif baik di dalam dirinya maupun diluar dirinya, sehingga dapat memberikan kenyamanan tersendiri dalam kehidupan maupun di lingkungannya.

Dalam hal ini Suciati (2016:3) menyatakan terdapat 5 aspek dalam kecerdasan emosional yaitu:

  1. Kesadaran Diri (self-awareness) yaitu kemampuan individu untuk menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadi di dalam dirinya, perasaannya, pikirannya, dan latar belakang tindakannya.
  2. Kemampuan mengelola emosi (menaging emotions) yaitu kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi-emosi yang dialaminya baik yang berupa emosi positif maupun emosi negatif.
  3. Optimisme (motivating oneself) yaitu kemampuan individu untuk memotivasi diri ketika berada dalam keadaan putus asa, dapat berpikir positif, dan menumbuhkan optimisme dalam hidupnya.
  4. Empati (empaty) yaitu kemampuan individu untuk memahami perasaan, pikiran, dan tindakan orang lain berdasarkan sudut pandang orang tersebut.
  5. Keterampilan sosial (social skill) yaitu kemampuan individu untuk membangun hubungan secara efektif dengan orang lain, dan mampu mempertahankan hubungan sosial tersebut.


Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi sangat lah penting, agar dapat mencapai kesuksesan dalam diri maupun dalam kehidupan bersosial. Dimana aspek kecerdasan emosi itu terbagi menjadi 5 aspek yaitu, kesadaran diri, kemampuan mengelola emosi, optimisme, empati dan keterampilan sosial.

  • Cara mengatasi Depresi
  •  
  • Ketika anak-anak stres, orang tua dapat memainkan peran penting dalam membantu mereka mengatasinya. Sama seperti orang dewasa, anak terkadang perlu diingatkan untuk mencintai dirinya sendiri.
  • Bantu mereka mengidentifikasi dan mencatat waktu ketika mereka merasa stres dan mengidentifikasi pola respons mereka.
  • Tunjukkan lebih banyak kepedulian. Pantau bagaimana stres memengaruhi kesehatan, perilaku, pikiran, atau perasaan anak Anda. Ingat, orang tua perlu berbicara dengan anak-anak mereka, berbicara dengan lembut, dan meyakinkan mereka.
  • Jadilah panutan: Beri tahu mereka bagaimana menangani situasi yang membuat stres. Dengan meningkatkan pengalaman pribadi.
  • Berikanlah pikiran positif kepada anak
  • Ajak mereka beraktivitas diluar agar mereka bisa terhibur dan sedikit meredakan emosi ketika mereka sedang stress atau depresi.

PENUTUP 

Depresi adalah hal yang bisa dialami oleh semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun kecemasan pada orang tua kepada anak remaja yang mengalami depresi sering kali dihiraukan. Padahal pada masa pertumbuhan apalai masa remaja sangat rentang mengalami depresi karena hormon yang sudah mulai berubah. Masalah-masalah yang sering dialami oleh remaja adalah masalah percintaan dan pertemanan, pada masa ini lah bisa dilihat bahwa anak akan beranjak dewasa. Maka dari itu sebagai orang tua hendaknya lebih peka terhadap perkembangan anak agar ketika anak sedang mengalami depresi atau stress orang tua dapat mengetahui dan memberikan solusi terbaiknya sehingga anak tidak sampai melakukan hal yang tidak diinginkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun