Tiga serangan di atas menunjukkan bahwa kesalahan kecil dalam desain atau implementasi perangkat lunak bisa dimanfaatkan untuk membobol sistem. Untuk mencegah serangan semacam ini, beberapa praktik terbaik yang harus diterapkan antara lain:
Melakukan code review dan security audit secara berkala.
Menggunakan pustaka pihak ketiga dengan hati-hati, dan selalu memperbarui versinya.
-
Menerapkan input sanitization dan parameterized queries dalam pemrograman database.
Mengintegrasikan keamanan dalam seluruh siklus hidup pengembangan perangkat lunak (Secure SDLC).
Menggunakan tools deteksi otomatis seperti static code analyzer dan scanner kerentanan.
Keamanan perangkat lunak bukan hanya soal memasang antivirus atau firewall, tetapi juga soal bagaimana perangkat lunak dibangun dari awal. Serangan seperti Heartbleed, Log4Shell, dan SQL Injection adalah bukti nyata bahwa satu baris kode yang lemah bisa menjadi pintu masuk bagi penyerang. Oleh karena itu, developer harus membudayakan prinsip secure by design dan terus belajar dari insiden keamanan yang pernah terjadi.
Referensi
Booth, D., & De Win, B. (2015). Heartbleed: A look at the security impact of the OpenSSL vulnerability. IEEE Security & Privacy, 13(3), 14--20. https://doi.org/10.1109/MSP.2015.58
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI