Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pesaing Ahok Harap Menahan Diri, Jatah Anda Bukan Periode Ini, Mengapa?

19 Maret 2016   07:51 Diperbarui: 19 Maret 2016   09:28 4560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pesaing Ahok harap menahan diri,kali ini bukan giliran kalian, Cover: Design by Saud, Funny pic design"][/caption]Belum saja musim Pilkada 2017 , hari gini suhu sudah mulai panas dibicarakan di mana-mana? Seru juga menjadi orang Indonesia ini, setiap hari ada saja berita-berita baru, mulai dari yang aneh-aneh berita, berita lucu, berita yang palsu (Hoax) hingga berita yang serius menyangkut bangsa dan negara.

Tatkala teman Ahok yang sejak tahun lalu mulai berinisiatif mendukung Ahok melalui jaringan pengumpulan KTP telah mengumpulkan KTP Jakarta untuk Ahok memasuki 750.000 an, mulai muncul berita di sana-sini ada beberapa calon lainnya juga tertarik bersaing di kancah politik di Jakarta. Sebenarnya cukup seru, bila banyak yang bersaing memaparkan kepiawaian mereka masing-masing tentang bagaimana membangun Jakarta lebih hebat lagi. Masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia serta mata dunia sedang mamasang mata hendak menyaksikan apa yang dikerjakan Ahok yang baru sepempat ini, itu sebabnya mereka tidak sabar menunggu dan berharap agar Ahok melanjutkan tugasnya hingga selesai. Nah di tengah-tengah ini muncul beberapa orang yang sesungguhnya belum berpengalaman memimpin suatu daerah atau wilayah.

Benar mereka adalah orang-orang yang terkenal, tetapi terkenal saja tidak cukup, harus dilihat kualitas dan elektabilitasnya juga karena keahlian orang pada bidangnya masing-masing. Nah, nama-nama yang muncul berurutan sesuai abjad, yakni Adyaksa Dault, mantan menteri Olah Raga, sudah pasti cukup terkenal di Indonesia. Ahmad Dhani, musisi yang cukup terkenal di Indonesia, lagu-lagu yang dicipta di dinyanyikan cukup hits, beliau juga terkenal sebagai Juri pada pelombaan bakat yang diselemggarakan salah satu stasiun TV di Di Indonesia. Lalu nama lain Sandiago Uno, yang disebut sebagai pengusaha yang kaya-raya, banyak perusahaannya, nah tokoh ini juga cukup terkenal di kalangan masyarakat Jakarta, ada juga Prof Yusril Ihza Mahendra, mantan menteri, pengacara ternama di Indonesia, yang namanya tidak bisa kita diremehkan di kalangan masyarakat Indonesia khususnya Jakarta. Lalu juga ada beberapa calon yang secara diam-diam atau secara malu-malu memperkenalkan diri misalnya Mischa Hasnaeni Moein yang disebut sebagai wanita emas, lalu juga ada beberapa presenter TV yang entah didukung oleh partai mana juga menyatakan hendak masuk dalam kancah Pilkada DKI 2017. Dan ada Haji Lulung dengan komunitas Suka Haji Lulung juga ikut meramaikannya. Nah, semua itu sah-sah saja, selama tidak menggangu acara Pilkada dan mengikuti aturan main yang baik.,

Sebagai pertahana yakni Ahok Basuki Tjahaja Purnama tentu merasa seru bila ada banyak peserta yang masuk untuk bersaing. Saat ini secara resmi Ahok telah memilih Heru sebagai wakil untuk dimasukkan sebagai calon Gubernur dan wakil pada Pilkada 2017 nanti secara independen. Pengumpulan KTP Jakarta tetap berlanjut, dan dari berita-berita kita melihat makin semarak saja orang-orang mendukungnya, padahal Ahok tetap saja bekerja seperti biasa, nada suara tidak berubah, penggusuran tetap dijalankan. Nah hal ini ingin membuktikan kepada kita bahwa yang dinamakan pencitraan itu sudah ketinggalan jaman, hari ini masyarakat atau rakyat ingin melihat kenyataan.

Sejalan dengan perkembangan suhu politik, maka kita melihat bahwa Partai Nasdem telah sejak awal mendukung teman Ahok tanpa syarat, kemudian diikuti oleh partai Hanura yang juga mendukung Ahok, bahkan bp Jendral Wiranto telah bertemu dengan teman-teman Ahok secara langsung waktu itu. Ada lagi beberapa partai juga mengincar akan mendukung Ahok untuk menjadi Gubernur satu priode lagi, dan hal ini nampaknya berkembang terus.

Melihat keadaan ini tentu bagi mereka yang tidak suka akan Ahok akan memakai berbagai cara untuk menyingkirkan Ahok, salah satunya adalah ada issue untuk merevisi UU KPU agar mereka yang independen dinaikkan jumlah persennya, artinya diperberat dan dipersulit. Bagi Ahok yang sejak awal tidak gila akan jabatan itu hal tersebut bukan masalah bagi dia, lagi pula orang-orang malah tambah berlomba meberikan KTPnya pada Ahok karena takut jumlahnya tidak cukup apalagi sejak ditambah nama wakilnya Herus maka jumlah penyerahan KTP untuk Ahok dihitung ulang. Bagi Ahok jabatan itu diberikan oleh Tuhan, maka bila Tuhan yang memberi Tuhan yang ambil, tidak masalah. Sedangkan bagi masyrakat Jakarta, Ahok harus melanjutkannya, melihat track dan recordnya sudah jelas, pesaingnya tidak berpengalaman, (kecauli Ridwan Kamil, Risma, Ganjar, tetapi mereka komitmen berjuang di daerah). Jadi walaupun galak, katakanlah kasar, ngak masalah bagi orang Jakarta, yang penting Jakarta maju. Sayangnya Gubernur tandingan yang dilantik oleh sebuah ormas beberapa minggu setalah Ahok dilantik kali ini tidak ikut-ikutan mencalonkan diri, mungkin beliau sudha punya agenda yang lain.

Nah kalau ditambah jumlah persennya untuk yang independen maka secara otomatis berdampak pada calon yang lain jikalau hendak mencalonkan diri juga, jadi cukup adil. Namun rupanya pemerintah tidak menyetujui untuk memperberat calon independen. Bertambah maraknya pendukung Ahok ini membuat beberapa calon lainnya cukup stress juga , misalnya Ahmad Dhani sampai-sampai hendak mengusulkan agar dilarang adanya calon Independen, ditambah ada issue, ntah benar atau tidak katanya beliau ngamuk karena ternyata ada sebuah partai politik yang tadinya berjanji mendukungnya sekarang beralih kepada Ahok juga. Lalu mantan menteri juga berkata bila semua pada dukung Ahok maka biarlah Ahok sendiri yang maju saja, ini nada putus asa. Beberapa lainnya tetap mengakui keunggulan Ahok, walaupun mereka dengan sesumbar mengakui bahwa Ahok hebat. Ada yang diam-diam menjelek-jelekkan Ahok, dan mengambil hati mereka yang dianggap pernah dirugikan oleh Ahok karena penggusuran atau yang lain.

Melihat keadaan seperti ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Banyak yang mendukung Ahok untuk menjadi Gubernur satu poriode lagi.

2. Dengan berpihak mendukung Ahok saat ini maka tidak ada ruginya, karena partai anda tidak akan dilihat secara negatif oleh mereka yang mengganggap diri teman Ahok, sahabat Ahok, Kawan Ahok dan lain-lainnya.

3. Partai anda akan bersaing di Pilpres nanti, disitu nanti barulah ada kesempatan merebut pemilih dari para pendukung Ahok tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun