Acara tipu-menipu konsumen sudah bukan zamannya lagi, sebaliknya acara mencurangi pedagang juga bukan lagi zamannya. Permainan berat timbangan, curangnya tukar uang (Money Changers), di Bali hingga hari ini masih ada satu dua pegawai jasa penukar uang yang nakal, mengurangi jumlah yang ditukar dengan trik yang susah dideteksi. Tipuan begini sudah seharusnya hilang dari bumi Indonesia. Hari ini kita butuh yang dinamakan saling bisa dipercaya, kita butuh saling bisa dipegang kata-katanya, kita butuh yang jujur. Jika mau berhasil dengan baik harus memenuhi tiga syarat ini, 1 Jujur. yang ke 2 Jujur, yang 3. Ulangi ingat syarat yang 1 dan 2.
Licik dan curang nampaknya bedanya hanya tipis sekali, di areal San Francisco jika kita ke salah satu Super Market Asia khususnya dibagian food court kita bisa beli makanan yang sudah ditetapkan harganya dan lalu kita boleh ambil sepintar-pintarnya sehingga membuat sebuah kotak yang telah disediakan itu penuh dan yang terpenting kotak itu bisa tertutup. Pembeli dimanjakan dengan mengambil sendiri dan dibatasi dengan ukuran kotak itu dan yang “sungkanan” atau yang lagi program “diet” tentu dia akan ambil pas ukuran bagiannya saja; namun jikalau ketemu yang tidak sungkan tentu dia tidak mau rugi dia akan ambil sebanyak-banyaknya. Pedagang boleh licik tetapi pelanggan ada triknya juga; sehingga palanggan menyusun makanan rapi-rapi, ditimpah, dipadatkan, dan diisi penuh. Isinya cukup untuk makan siang dan malam ditambah sisa untuk besok pagi.
Sebuah restoran Jepang juga yang bernuansa All You Can Eat, cukup banyak diminati oleh orang-orang muda. Mereka bisa mengambil Sushi sebanyak-banyaknya, lalu nasinya dibuang mereka hanya makan isinya saja. pokoknya pelanggan pintarlah. Namun dibeberapa restoran tertentu pedagangnya "terpaksa" memakai aturan mainnya, jikalau makanan kita tersisa dipiring, maka dikumpulkan dan ditimbang dan diminta tambahan bayarnya. Jadi antara pedagang dan pelanggan punya trik-trik tersendiri. Nah biasanya jika pedagang terlalu menyusahkan pelanggannya maka alhasil tempatnya menjadi sepi, serba susah dan serba salah. Makanya ada istilah tidak gampang mencari uang, harus kerja ngotot, ulet dan mati-matian.
Pedagang boleh saja licik namun pembeli tetap ada saja trik curangnya. Salah satu pusat perbelanjaan di USA menjual produk elektronik dan beberapa barang lainnya diberikan garansi hingga 90 hari. Jadi setiap pembelian kamera , Televisi atau sejenisnya diberikan jangka waktu kurang lebih tiga bulan, jikalau tidak puas boleh dikembalikan dan uangnya dikembalikan utuh. Saya masih ingat ada anak-anak sekolah yang membeli Televisi ukuran besar, waktu itu musim Piala Dunia, jadi mereka menonton bareng sepuas-puasnya lalu kembalikan lagi barangnya. Belum lagi kamera yang bagus dan mahal juga dibeli dan dipakai pada liburan, setelah kembali mereka kembalikan barangnya ke toko dan uangnya secara utuh diambil kembali. Pedagang sepertinya dikerjai oleh pembeli, namun karena tokonya besar mereka tidak merasa dikerjai, karena dari sekian banyak pelanggan yang ini agak bermasalah sedikit.
Bagi mereka yang tinggal di USA jikalau memang mau praktekkan kecurangan begitu ya bisa saja. Jika hendak Camping, beli aja Campnya, sudah digunakan satu week end, kembalikan lagi. Lagi musim panas, beli AC lalu musim dingin kembalikan lagi. Beli buku, baca seminggu habis, ya kembalikan lagi, yang celakanya beli baju lalu dipakai ke pesta dan dikembalikan lagi. Saking pelanggan dimanjakan, barang yang kita beli hari ini misalnya seharga $100, jika ntar minggu depan harganya turun atau diskon menjadi $80, kita masih bisa ambil bon pembelian kita dan kita sesuaikan harga sekarang dan dapat kembaliannya $20. Pelanggan memanjakan dan bisa licik dengan trik ini, tetapi cobalah kita posisikan kita sebagai pedagang? Selain itu tatkala Hari Thanksgiving hampir semua toko mengadakan diskon beras-besaran, dan toko telah dibuka tengah malam, sedangkan yang baris antri sudha mjulai tunggu sejak sehari sebelumnya. Begitu toko di buka, para pembeli serbu borong dan ambil sebanyak-banyaknya, bayarnya dengan kartu kredit, dan ntar besok lusa jiklau tidak puas dikembalikan lagi barangnya.
Pedagang dan pelanggan punya trik masing-masing yang berbeda. Tatkala keadaan ekonomi makin sulit maka trik-trik licik dan kecurangan kadang dipraktekkan lebih gencar, namun hari ini dunia tidak membutuhkan kecurangan dan penipuan lagi, karena sudah terlalu banyak. Hari ini dunia membutuhkan kejujuran, dan itu dimiliki oleh setiap kita, asalkan kita mau menjaga hati kita agar tidak terpengaruh menjadi bengkok ke kanan atau ke kiri.
Kelicikan dan kecurangan sudah ketinggalan jaman karena semua itu berdasarkan mencari untung untuk kepentingan sendiri. “Kejujuran itu mahal harganya, sebuah kecurangan dapat menghancurkan seribu kejujuran anda, sebaliknya seribu kejujuran anda belum tentu dapat menghapus sebuah kecurangan anda”. Pikirkanlah itu. Jadilah pedagang yang Jujur, pelanggan yang baik. Pedagang dan Pelanggan harus saling bisa dipercaya, itu berarti pedagang menjual barang yang bermutu, dan pelanggan berani membayar harganya.
Kejujuran boleh juga merupakan mutiara yang mahal , hanya mereka yang hidupnya dengan hati yang sensitif terhadap kebenaran saja yang berhak memiliki mutiara itu.
---
Medio, Agustus 24