Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Tega Menyebut Kitab Suci Itu Fiksi?

11 April 2018   14:50 Diperbarui: 11 April 2018   14:49 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kita sebagai umat beragama tentu kita menghargai kitab suci sepenuhnya dengan penghargaan yang paling tinggi. Kitab suci yang ada di tangan kita itu bukan fiksi tetapi itu merupakan fakta Kebenaran. Fiksi itu sendiri berarti imajinasi, yang dikatakan "mengandung" kebenaran, bisa juga salah,  tetapi kitab suci itu adalah Kebenaran itu sendiri.

Jikalau fiksi diartikan dengan mengandung kebenaran, maka belum tentu benar. Nah kita tentu tidak mau mau kitab suci kita disebut demikian. KItab suci yang kita percaya isinya itu adalah kebenaran itu sendiri yang tidak pernah salah. Kata fiksi itu sebenarnya lebih dipergunakan untuk tulisan sastra yang sifatnya rekaan, misalnya cerita roman , novel atau cerita dongeng anak-anak.  

Fiksi tentu berbeda dengan fiktif, sebab fiktif itu lebih konotasinya ke arah negatif. Misalnya jika kita baca berita "Laporan keuangan perusahaan PT Anu itu fiktif", nah pengertian fiktif di sini tidak boleh lagi kita sebut sebagai dongeng, tetapi bisa berdampak kepada penipuan atau kebohongan, karena tidak mengandung kebenaran.

Bila cerita karangan manusia itu disebuit fiksi tentu tidak masalah, tetapi tidak boleh disamakan dengan kitab suci. Kitab suci yang diyakini tidak pernah dianggap fiksi, karena menurunkan standard kitab Sucinya sendiri. Seorang pendeta gereja Discovery Caleb Kaltenbach mengaku terperanjat dikala menemukan Alkitab berlabel 'fiksi' di sebuah toko buku bernama Costco di kota California. 

Kepada CBN, Kaltenbach mengatakan sangat terkejut lantaran pertama kali menemukan Alkitab dinilai sebagai buku fiksi. Di bawah ini ada sebuah kesaksian : "Semua Alkitab dilabeli sebagai buku fiksi. Itu terlihat ganjil bagi saya," ungkap Kaltenbach, seperti dilansir Foxnews.com, Kamis (21/11). Ia pun mengambil gambar lengkap dengan label fiksi Alkitab tersebut dengan telepon seluler dan segera memostingnya di Twitter. 

Hal itu lalu mengundang perhatian public. Sejumlah komentar berdatangan baik memberi dukungan maupun tidak.  "Orang-orang cukup shock dan kesal, kita masih tetap hidup dalam era toleransi, namun tampaknya Costco tidak hidup dalam toleransi itu," lanjutnya.

Namun toko buku Costco menyampaikan perminta maaf, dan menyampaikan  adanya kesalahan pelabelan dari gudang. Pihaknya berjanji akan segera memperbaikinya. "CEO kami adalah seorang Katolik. 

Dia bahkan begitu mencintai Tuhan. Ini bukanlah bagian dari tujuannya. Ini adalah sebuah kesalahan," ungkap perwakilan Costo. Mungkin sejumlah orang Kristen juga pernah bertanya dalam hati, "Dalam kategori buku apakah Alkitab itu? Jelas sekali Alkitab bukan fiksi, walaupun ada pandangan teolog yang mengarah ke arah demikian. 

Tetapi bagi penulis Alkitab itu fakta kebenaran yang tidak bisa dibantah. 2 Timotius 3:16 TB "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk  kenyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

Kitab suci itu adalah kabar suka-cita, bukan imajinasi, tetapi realita fakta kebenaran. Kitab suci yang menuntun hidup kita menuju jalan yang benar, kitab suci adalah firman Tuhan yang hidup yang dapat mengubah kehidupan manusia. Kitab yang mengajarkan kebenaran tentang Tuhan, itu sebab itu siapapun kita jangan ada yang pernah menurunkan stardardnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun