Mohon tunggu...
Ibnu Satrio
Ibnu Satrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama dan NIM: Ibnu Satrio (46120010048). Jurusan: Psikologi. Kampus: Universitas Mercu Buana. Dosen pengampu mata kuliah: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Manusia Harus Memenuhi Potensi Diri, Berkomunikasi Secara Efektif, dan Berpikir Positif?

8 Oktober 2023   22:04 Diperbarui: 8 Oktober 2023   22:20 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mampu berpikir secara positif kita harus menyisihkan pikiran - pikiran negatif yang mengganggu kita terlebih dahulu. Menerapkan berpikir positif berawal untuk berkomunikasi dengan diri sendiri atau self-talk. Self-talk adalah pikiran yang tak terucapkan dan mengalir tanpa henti di pemikiran kita. Pikiran otomatis ini bisa positif atau negatif. Beberapa pembicaraan diri seseorang berasal dari logika dan alasan. Pembicaraan diri lainnya mungkin timbul dari kesalahpahaman yang dibuat karena kurangnya informasi atau ekspektasi karena prasangka tentang apa yang mungkin terjadi.

Untuk mengetahui bagaimana cara untuk berpikir positif kita harus mengetahui bagaimana pikiran negatif bisa hadir ke dalam pikiran kita. Berikut cara mengidentifikasinya :

  • Filtering

Dalam kehidupan sehari - hari dari setiap manusia tentunya ada kalanya baik dan buruk, negatif dan positif. Maka dari itu kita harus menyaring sisi negatifnya dan selalu mengingat sisi positifnya.

  • Personalizing

Ketika sesuatu yang buruk terjadi, otomatis seseorang akan menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya, ketika kita mendengar bahwa acara keluar malam bersama teman-teman dibatalkan, dan kita berasumsi bahwa perubahan rencana tersebut disebabkan karena tidak ada seorang pun yang ingin berada di dekat kita.

  • Blaming

Kita rentan menyalahkan orang lain apabila sesuatu terjadi dalam individu maupun kelompok, dan kita berusaha menghindar dari permasalahan tersebut untuk tidak menyiksa pikiran dan perasaan kita sendiri.

  • Catastrophizing

Dalam hal ini kita terlalu bersikap paranoid dikarenakan ketidaksalahan yang kita lakukan. Contohnya, ketika kita memesan es krim dengan rasa coklat tetapi pelayan restoran tersebut memberikan es krim dengan rasa vanila. Dalam kasus ini kita akan merasakan bahwa itu salah kita dan akan merasakan kesialan sepanjang hari.

Kita dapat belajar mengubah pemikiran negatif menjadi pemikiran positif. Prosesnya sederhana, namun memerlukan waktu yang panjang untuk melatih pikiran, dan menciptakan kebiasaan baru. Setelah kita mengetahui tentang bagaimana pikiran negatif ter ciptakan, alangkah baiknya mengetahui bagaimana cara kita menciptakan pikiran positif, berikut caranya :

  • Identify areas to change

Untuk mengubah bagaimana kita berpikir secara positif kita harus mengidentifikasi sisi negatif kita. Setelah kita mengetahui sisi negatif kita bisa fokus pada satu bidang untuk mengubah secara perlahan dengan cara yang lebih positif. Pikirkan positif berupaya untuk mengelola stres, bukan pemikiran negatif.

  • Check ourself

Cobalah untuk berhenti untuk memikirkan kesalahan dan mengevaluasi pikiran kita, jika ternyata pikiran kita sebagian besar negatif, cobalah mencari cara untuk mengubahnya menjadi positif.

  • Follow a healthy lifestyle

Berolahraga berperan sangat penting untuk menimbulkan pikiran yang positif. Olahraga secara positif dapat mempengaruhi suasana hati dan mengurangi stres. Tidur yang cukup dan pelajari teknik mengelola stres.

  • Practice positive self-talk

Kita bisa melakukannya dengan satu hal kecil yaitu untuk tidak menyampaikan sesuatu kepada seseorang apabila tidak ingin disampaikan. Jika pikiran negatif memasuki pikiran kita, evaluasilah secara rasional dan tanggapi dengan penegasan tentang apa yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun