Selama ini, banyak orang mengenal kenari sebagai burung kecil dengan suara merdu yang bisa jadi hiburan di rumah. Namun, di balik kicauannya yang menenangkan, ternyata tersimpan peluang besar untuk dijadikan bisnis dan bahkan investasi jangka panjang. Fenomena ini bisa kita lihat dari menjamurnya komunitas pecinta kenari, lomba-lomba kicau burung, hingga pasar burung yang tak pernah sepi peminat. Kenari bukan sekadar peliharaan, ia sudah menjadi komoditas bernilai.
Pasar kenari di Indonesia terbilang unik dan potensial. Setiap tahun, tren permintaan burung kenari terus meningkat seiring maraknya kontes kicau. Burung dengan suara jernih, panjang, dan stabil bisa dihargai jauh di atas rata-rata. Bahkan, seekor kenari juara lomba bisa bernilai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Nilai tersebut tidak hanya berasal dari kualitas suara, tetapi juga faktor keturunan (trah), warna bulu, dan kondisi fisik. Inilah yang membuat bisnis kenari tidak sekadar soal jual beli, melainkan juga soal perawatan, pembiakan, hingga branding. Salah satu peluang bisnis yang paling menjanjikan adalah beternak kenari. Modal awal memang tidak sedikit, karena harus menyiapkan kandang, pakan berkualitas, serta indukan yang unggul. Namun, jika dikelola dengan baik, beternak kenari bisa memberikan penghasilan berkelanjutan. Indukan berkualitas bisa menghasilkan anakan yang diminati pasar, terutama jika berasal dari trah kenari juara. Tidak sedikit peternak kecil yang berhasil naik kelas karena konsisten menjaga kualitas dan membangun reputasi.
Selain beternak, ada juga peluang bisnis dari segi pelatihan atau grooming. Banyak pemilik burung rela mengeluarkan biaya tambahan untuk melatih kenarinya agar siap kontes. Pelatihan ini meliputi perawatan suara, stamina, dan pola makan. Bahkan, beberapa pelatih kenari profesional membuka jasa khusus dengan tarif yang tidak murah. Ini menunjukkan bahwa ekosistem bisnis kenari sudah cukup matang dan memiliki rantai ekonomi yang luas, mulai dari peternak, penjual pakan, pelatih, hingga penyelenggara lomba.
Dari sisi investasi, kenari bisa dianggap sebagai aset alternatif. Sama seperti koleksi seni atau barang antik, nilai seekor kenari bisa meningkat seiring waktu jika kualitasnya terjaga. Seekor kenari yang pernah menang kontes besar akan punya nilai jual tinggi, apalagi jika bisa menghasilkan keturunan dengan kualitas serupa. Bagi sebagian orang, memelihara kenari bukan sekadar hobi, tetapi juga strategi untuk mengembangkan aset. Investasi ini memang membutuhkan pengetahuan, ketelatenan, dan kesabaran, namun hasilnya bisa sangat menguntungkan. Tidak hanya itu, bisnis kenari juga punya dimensi sosial. Komunitas pecinta burung kerap mengadakan pertemuan, pameran, dan lomba yang menjadi ajang silaturahmi. Dari situ, jejaring bisnis terbentuk, peluang baru tercipta, dan ide-ide kreatif berkembang. Dengan kata lain, berinvestasi di kenari tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga membuka pintu pada dunia pertemanan yang luas.
Meski begitu, bisnis kenari tetap memiliki tantangan. Persaingan yang ketat, risiko penyakit, hingga tren pasar yang bisa berubah sewaktu-waktu menjadi faktor yang perlu diantisipasi. Oleh karena itu, penting bagi calon pebisnis kenari untuk terus belajar, memperbarui informasi, dan berinovasi. Mengandalkan kualitas saja tidak cukup, dibutuhkan strategi pemasaran digital, pemanfaatan media sosial, hingga kolaborasi dengan komunitas untuk menjaga keberlangsungan usaha. Pada akhirnya, kenari bukan hanya burung yang memikat hati lewat kicauannya, tetapi juga peluang nyata dalam dunia bisnis dan investasi. Dari skala rumahan hingga industri besar, potensi ekonomi yang ditawarkan sangat menjanjikan. Siapa sangka, burung kecil ini bisa membawa cerita besar tentang keberanian berusaha, konsistensi, dan tentu saja: keuntungan. Bagi mereka yang jeli melihat peluang, kenari bisa menjadi jembatan antara hobi dan cuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI