Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Jika Duel Poros Partai Islam vs Poros Nasionalis Ada, Kamu Pegang Mana?

11 Maret 2018   21:55 Diperbarui: 11 Maret 2018   22:15 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mengapa kedua kelompok politik ini sulit berjodoh ya? Maklum saja, keduanya bisa jadi pernah menyimpan sejarah yang tak terlupakan yang bisa-bisa saja ditafsirkan menjadi pangkal terjadinya duelklasik ini nantinya.

Padahal dahulu Masyumi dan PNI pernah mesra kok. Keduanya merupakan partai besar pada periode 1950, yang menempati klasemen pertama dan kedua Pemilu 1955. Meskipun keduanya merupakan representasi kelompok islam dan kelompok nasionalis. Keseruan kompetisi Pemilu 1955 tersebut lantas bisa menjadi sebuah tolak ukur dalam keseimbangan politik, dikarenakan bersatunya dua kubu itu.

Namun lagi-lagi sistem demokrasi menuntut suara dominan bagi pemenangnya, faktor itu-lah yang bisa menjadi kesulitan dalam menjalin kerjasama menjalankan pemerintahan kolaboratif pada sistem demokrasi.

Karena memang tidak ada partai yang bisa meraup suara dominan.  Seni berbagi kekuasaan bisa saja  tumpul, dan sulit mewujudkan kepentingan politik keduanya. Lantas ya begitu deh, putus-nyambung hubungannya.

Sesuatu  terjadi ketika Sukarno mengeluarkan Konsepsi Presiden 1957, dimana akan dibentuk kabinet empat kaki, yakni kabinet yang mewakili empat partai partai pemenang pemilu. Masyumi merasa semakin jauh dari kekuasaan.

Dari situ bisa jadi titik bara kekecewaan terhadap garis politik Sukarno dan kelompok Nasionalis. Tahun 1958 menjadi puncaknya, ketika beberapa tokoh Masyumi memerdekakan diri lewat Pemerintahan Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra.

Nah, akibat tindakan itu, Masyumi dibekukan oleh Sukarno pada 1960. Sejak itu, hubungan kelompok Nasionalis dan Islam selalu baper-an dan selalu curiga satu sama lain. Hingga sekarang? May be..

Poros Partai Islam Zaman Now!

Gegabah, saya pikir, jika menafsirkan kehadiran  poros partai islam dalam Pemilu mendatang lantas menyambung kembali cerita klasik kedua kelompok tadi seperti cerita diatas. Meskipun bisa saja benar, ataupun hanya mengait-kaitkannya saja.

Menurut saya, poros Partai Islam zaman now, hanya ingin memanfaatkan momen politik islam yang mengental saat ini. PKB sebagai motor yang menggerakkan poros menganggap jika populasi umat islam saat bisa menjadi modal dalam membangun wacana poros ini 2019 mendatang.  Dan syarat terbentuknya ya harus bergandengan dengan ke-4 partai islam lainnya.

Jika benar terwujud, ke-lima partai baik PKB,PKS, PPP, PAN dan PBB tentu akan sibuk meramu resep menu favorit buat umat yakni aturan hukum berlandaskan syariah islam dalam setiap kampanye-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun