Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hentikan Menghujat Marselino, Garuda Muda Butuh Doa Dukungan Kita

6 Mei 2024   10:36 Diperbarui: 6 Mei 2024   10:36 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postingan Marselino di Twitter yang trending topic, imbas dihujat netizen (sumber : tribun Kaltara)

Pemain timnas boleh saja dikritik performanya, tetapi pastikan kritik tersebut haruslah kritik yang membangun, bukan berupa hujatan, umpatan, makian bahkan hingga sampai menyerang keluarganya, saya rasa itu terlalu berlebihan, sepakbola tidak lebih hanyalah sport entertainment, masukan seperti agar bermain lebih kompak atau meningkatkan performanya tentunya terasa sejuk bagi pemain timnas agar mereka menjadi lebih bersemangat, bukan dengan hujatan yang malah membuat mereka menjadi tidak percaya diri bahkan menjadi emosi.

Statistik Marselino Mengagumkan

Minimnya literasi berakibat mudahnya seseorang menilai sesuatu hanya menuruti hawa nafsunya semata tanpa melihat data informasi secara lengkap dan menyeluruh.

Pada pertandingan melawan Iraq U 23, statistik Marselino tidaklah mengecewakan, dimana dalam platform Google Statistic, Marselino mendapat rating 3,8. Nilai rating ini tidaklah yang tertinggi dalam squad Garuda Muda, tetapi di atas rata-rata seluruh para pemain Iraq U 23, artinya sebenarnya statistik performa, tim Singa Mesopotamia muda justru dibawah Garuda Muda, dan saya nilai pada pertandingan melawan Iraq U 23, kita hanya kurang beruntung saja.

Bahkan dalam data game Football Manager, statistik Marselino adalah yang paling terbaik di squad dan masih bisa berkembang lebih baik lagi. Berdasarkan statistik performa di Timnas hingga babak semifinal piala Asia AFC U-23 2024, tercatat Marselino sudah melakukan 67 penampilan berbagai level usia Timnas dengan mencetak 28 gol dan menghasilkan  rasio 0,41 gol per pertandingan, sebuah rasio yang cukup tinggi untuk ukuran pemain muda, dan dia masih bisa terus memperbaiki rekornya.

Maka dengan data informasi Marselino tersebut, tak sepantasnya sebagian dari netizen yang menghujat Marselino terlalu berlebihan, hanya karena 1-2 pertandingan kurang baik performanya. Marselino bukan Messi atau Ronaldo, dia hanyalah pemuda asal Bajawa NTT yang ditemukan bakatnya oleh Indra Sjafrie, dan terus berkembang hingga kini menjadi winger andalan timnas.

Pemain Versatile

Posisi Marselino sebenarnya di Timnas tidak menentu alias versatile, bisa dimana saja. Posisi murninya adalah di sayap kiri, namun prakteknya oleh Shin Tae Young, Marselino bisa kadang di sayap kanan depan, kadang sayap dalam, kadang bisa sebagai regista, atau kerap menjadi playmaker penyeimbang lini depan. Artinya coach STY  menempatkan Marselino selalu berubah tiap pertandingan, atau bahkan tiap menitnya.


Analisa saya pada pertandingan melawan Uzbekistan U 23 dan Iraq U 23, pihak lawan sudah mengantisipasi pemain kunci Marselino agar tidak terlalu berkembang dalam permainan, karena mungkin mereka sudah mempelajari arah permainan Marselino yang bermain apik pada 3 pertandingan sebelumnya.

Gaya main Marselino saya nilai mirip-mirip Neymar kombinasi Van Persie, winger atraktif andalkan kelengahan lawan dengan gerakan tipuan. Dalam mengantisipasi pemain seperti ini, pihak lawan yang sudah hapal, biasanya cukup membayangi pergerakannya saja, tidak perlu sampai mengambil bolanya, dan hal tersebut dilakukan oleh Uzbekistan U 23 dan Iraq U 23, sehingga Marselino terkesan hanya utak-atik bola saja, sulit melakukan pergerakan progresif, bingung dan ragu antara mau melakukan aksi individu atau mengoper kawan. Saya rasa hal ini tak perlu sampai dihujat, karena seiring berjalannya waktu dan jam terbang, Marselino lama kelamaan akan bertambah ilmunya jika mendapat tekanan dari lawan seperti itu.

Pemain Muda Butuh Dorongan

Hal yang patut diingat pada tanggal 09 Mei 2024, timnas Indonesia U 23 akan menjalani partai 'hidup-mati' untuk mendapatkan slot tiket terakhir menuju Olimpiade Paris, dengan syarat harus mengalahkan Guinea U 23, perwakilan dari CAF Afrika di Clairefontaine, Perancis.

Tentunya dalam menjaga momentum tersebut, sudah sepantasnya kita sebagai pendukung utama timnas, berupaya tidak menganggu konsentrasi para pemain yang hendak berlaga pada pertandingan penting itu. Terlebih lagi timnas U 23 terdiri dari para generasi Z yang masih labil emosinya, maka diperlukan bagi mereka adalah dukungan positif untuk membangun kepercayaan diri mereka.

Apalagi mereka baru saja menorehkan prestasi sensasional yaitu mencapai babak semifinal piala Asia U 23. Suatu capaian yang dikatakan Erick Thohir, sebenarnya ditargetkan untuk 5 tahun lagi, namun ternyata bisa dicapai saat sekarang, tentunya ini adalah suatu lompatan perkembangan bagi persepakbolaan kita, sungguh tak pantas kita dengan mudahnya menghujat, hanya karena kalah dalam suatu pertandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun