Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Friedrich Froebel, Pendiri TK Pertama di Dunia

25 April 2024   05:20 Diperbarui: 25 April 2024   05:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frobel dan ilustrasi sekolah TK pertamanya (sumber: communitplaythings.co.uk)

Pernahkah anda terpikir dari mana istilah nama 'Taman Kanak-Kanak' dalam bahasa Indonesia atau 'Taman Pendidikan Kanak ' dalam Bahasa Malaysia dan 'Kindergarten' dalam bahasa Jerman atau Inggris. Sejarah awalnya sekolah dalam jenjang Pendidikan Anak Usia Dini ini bermula dari abad pertengahan abad 19 di tanah Jerman, ialah Friedrich Wilhelm August Frbel atau Froebel sang pendiri taman kanak-kanak pertama di dunia pada tahun 1837, dimana ia menamakan sekolah yang didirikannya dengan frase 'Kindergarten', kinder artinya anak-anak, garten artinya taman dalam bahasa Jerman.

Friedrich Frbel dilahirkan Oberweibach di Kerajaan Schwarzburg-Rudolstadt di Thuringia, sebuah bagian dari Konfederasi Jerman pada tanggal 21 April 1782. Froebel mengawali karir sebagai guru sekolah menengah di Frankfurt sekitar awal abad 19, namun pemikirannya berubah tentang orientasi pendidikan yang dianutnya, ketika ia sempat berguru dengan ahli pedagogi terkenal asal Swiss Johann Heinrich Pestalozzi, seorang peletak dasar konsep pentingnya memberikan pendidikan bagi anak-anak usia dini. Selepas berguru dengan Pestalozzi, ia mulai berpikir ingin mendirikan sekolah berkonsep untuk anak-anak usia dini.

Selepas perang Napoleon di awal abad 19 yang menggegerkan tanah Eropa, Froebel mulai berkerja dan mengajar berpindah-pindah tempat. Ia dikenal sangat progresif dalam pembelajaran di masa itu, hingga pada tahun 1816 ia diberikan tawaran jabatan profesor di Stockholm, namun dia menolaknya dan justru mendirikan Allgemeine Deutsche Erziehungsanstalt (Institut Pendidikan Umum Jerman) di Griesheim dekat Arnstadt di Thuringia, sebuah konsep sekolah yang diperuntukan bagi setiap kalangan umum di Jerman.

Pada tahun 1826, ia membuat karya tulis yang terkenal yaitu, Die Menschenerziehung ("Pendidikan Manusia") dan mendirikan majalah mingguan Die erziehenden Familien ("Keluarga yang Mendidik"). Lewat media tersebut ia mulai mencetuskan konsep pendidikan bagi usia dini dan bagaimana cara mendidik anak-anak dengan benar sesuai usianya. Karya tulisnya bisa dikatakan monumental dan progresif di masanya, karena pendidikan di masa itu berorientasi kepada militeristik dan patriotik, mengingat tajamnya persaingan antar negara Eropa dalam perang Napoleon masa itu.

Hingga akhirnya pada tahun 1837 ia mendirikan Institut Permainan dan Aktivitas di Bad Blakenburg, Jerman. Institut ini ia namakan Kindergarten yang artinya Taman Kanak-Kanak, dan inilah yang menjadi cikal bakal Taman Kanak-Kanak pertama di dunia. 

Pada sekolah tersebut, dia  merancang materi permainan dalam pembelajaran yang dikenal sebagai Froebel Gift , atau Frbelgaben , yaitu permainan seperti blok bangunan geometris dan blok aktivitas pola, yang hingga kini masih dipakai taman kanak-kanak di seluruh dunia.

Gagasan terbesar dari Friedrich Frbel ialah menekankan betapa pentingnya memperhatikan setiap aktivitas anak dalam pembelajaran . Dia mengenalkan konsep pembelajaran "kerja bebas" ( Freiarbeit ) ke dalam ilmu pedagogi dan menggunakan "permainan" sebagai bentuk khas pembelajaran  di masa kanak-kanak, dimana dia menanamkan nilai-nilai kehidupan dari setiap permainan tersebut

Kegiatan di taman kanak-kanak yang dia dirikan meliputi menyanyi , menari , berkebun , dan bermain mandiri. Frbel juga menulis buku Mutter- und Koselieder -- sebuah buku yang berisi kumpulan lagu-lagu berirama sederhana untuk kanak-kanak, dimana ia menekankan bagi para orang tua untuk menyanyikan lagu tersebut kepada anak-anaknya.

Froebel menekankan jika pendidikan anak usia dini harus dilakukan dengan konsep belajar sambil bermain. Sebagai contoh, para guru dapat  menggunakan berbagai media pembelajaran seperti alat musik, bercerita, bermain drama bahkan mengenalkan alam untuk mengajari anak-anak.

Froebel mengenalkan konsep pembelajaran yang menggunakan kerajinan tangan, seperti permainan balok-balok bangunan kecil atau puzzle teka-teki. Froebel juga menjelaskan bahwa metode belajar secara berkelompok atau grouping sangat efektif untuk bagi perkembangan anak-anak usia dini. Froebel berpandangan bahwa anak-anak dapat memperoleh keterampilan kognitif dan sosial dengan cara merangsang rasa keingintahuan mereka untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun