Mohon tunggu...
Satria
Satria Mohon Tunggu... Freelancer - Lovable

Introvert yang lebertarian. Kadang juga jadi ekstrovert karena libertarian. Perihal berubah, adalah sandiwara.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Membaca Sebagai Bekal untuk "Enjoy"

13 Januari 2020   03:50 Diperbarui: 14 Januari 2020   03:47 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ben White on Unsplash 

Ada peluang menarik di balik susahnya tidur di malam hari, atau lazim disebut dengan istilah 'Insomnia'. Sebut saja kegiatan membaca.

Sebenarnya sudah banyak artikel yang mengulas atau menuliskan pentingnya hal ini menurut cara pandangnya. Walakin dalam hal menunaikan kebebasan untuk mengutarakan fikiran, saya pun ingin menuangkannya dalam tulisan singkat ini.

Aktivitas tersebut jika dilakukan di malam hari, saya pikir sangat cocok dengan situasi. Sebab aktivitas membaca memang membutuhkan konsentrasi yang baik. Tidak seperti siang hari, ada banyak aktifitas sosial, baik itu kewajiban kita sendiri atau pun juga aktivitas orang lain di sekitar kita yang menjarah konsentrasi.

Ini hanya sekadar ide sederhana untuk anak-anak muda yang senang mengakui dirinya mengidap insomnia. Munculnya pakaian dengan label 'Thank Insomnia' dan maraknya postingan-postingan di media sosial tentang insomnia menjadikan banyak remaja memandangnya sebagai hal yang "Tren" dan lazim.

Tidak jarang pula para pengidap insomnia curhat di media sosial tentang keresahannya yang susah tidur di malam hari. Ini sebuah paradoks menurut saya. Berusaha tidur, tapi masih pegang gawai. Yah, sama saja dengan bohong bukan?

Alih-alih membantu, aktivitas masyarakat maya di layar gawaimu akan mempengaruhi keinginan untuk segera tidur. Akan ada banyak hal baru yang minim teladan di dunia maya.

Namun sialnya, hal itu lebih dari cukup untuk menguasai diri seseorang, sebagai mahkluk 'kepo' yang penasaran akan urusan orang lain yang tidak penting-penting amat.

Perlu saya tekankan, cahaya yang dipancarkan gawaimu itu tidak seistimewa cahaya kemerahan fajar. Bahkan saya berani katakan perbandingannya sangat signifikan. Saking istimewanya, kosa-kata saya sangat tidak cukup untuk mengejanya. Pecinta sastra tahu betul akan hal ini.

Menurut sebuah riset dari Harvard Health Publications, Manusia dikaruniai Siklus natural untuk terlelap di malam hari, dan sebaliknya, di siang hari cenderung untuk terjaga. Insomnia dengan berbagai alasan yang terkandung di dalamnya berpotensi merusak siklus tersebut.

Namun, tulisan ini tidak secara otoriter mengharuskan anda segera menghentikan kebiasaan begadang karena insomnia. Walakin lebih kepada memberikan perbandingan antara apa yang sebaiknya dan apa yang tidak perlu dilakukan ketika muncul keinginan cari perhatian untuk  insomnia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun