Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Buka Puasa Gelar Scudetto

3 Mei 2021   13:18 Diperbarui: 3 Mei 2021   13:21 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebab Conte dan Marotta-lah yang menjadi otak kebangkitan Nyonya Tua yang sempat terpuruk karena Skandal Calciopoli hingga kembali mendominasi Serie-A.

Marotta bergabung ke Inter pada tanggal 13 Desember 2018, setelah hampir delapan tahun mengabdi di Juventus. Sementara Conte usai mempersembahkan gelar scudetto tiga musim beruntun (2011-12, 2012-13, 2013-14) bagi Nyonya Tua, ia sempat melatih Timnas Italia di Euro 2016 dan Chelsea (2016-2018). 

Setahun menganggur setelah dipecat The Blues, ia pun menerima tawaran melatih Inter. Sontak kabar penunjukan tersebut bikin heboh. Fans Juventus langsung men-cap Conte sebagai pengkhianat, bahkan sampai membuat petisi yang meminta klub mencabut nama Conte dari daftar Walk of Fame di Allianz Stadium. 

Teranyar, Conte sempat bersitegang dengan Presiden Juventus, Andre Agnelli, dan saling perang mulut ketika duel semifinal Piala Italia leg kedua (10 Februari 2021).

Well, sekarang Conte telah berhasil menuntaskan dahaga prestasi Inter. Siapa pun tahu apa dampak besar yang diberikan pria yang berapi-api di lapangan itu disetiap tim yang dilatihnya. 

Hanya saja PR yang perlu diperbaiki Conte adalah kiprah timnya di Liga Champions yang terbilang buruk. Dimusim 2019-20, tergabung di Grup F, Inter tak mampu berbuat banyak. 

Mengumpulkan 7 poin, mereka hanya finish diurutan tiga dibelakang Barcelona dan Borussia Dormund. Syukur-syukur mereka masih bisa bermain di Europa League dan mencapai final. Sementara musim 2020-21 lebih menggenaskan. 

Nerazzuri hanya jadi juru kunci di Grup B, kalah dari Real Madrid, dan 2 tim kurang terkenal: Borussia Monchengladbach, dan Shakhtar Donetsk. Karena biar bagaimanapun, Liga Champions tetap merupakan lambang supremasi bagi klub sepakbola di Benua Biru.

Btw lupakan dulu semua,yang penting sekarang il Biscone bersuka cita merayakan pesta juara. Forza Inter!

(Bangka, 3 Mei 2021/dari berbagai sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun