Mohon tunggu...
Rochani Sastra Adiguna
Rochani Sastra Adiguna Mohon Tunggu... wiraswasta -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemberontakan Arya Penangsang

3 Juni 2010   12:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:46 6904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penyerbuan Pajang ke Jipang Panolan dipimpin oleh ki Panjawi, tetapi dari pihak Jipang kendali dipegang langsung oleh Arya Penangsang, Pasukan Pajang dipukul mundur.
Danang Sutawijaya
Korban yang di derita oleh Pajang meski tidak parah, namun membuat kekhawatiran keberadaan Kasultanan Pajang. Kemudian Sultan Hadiwijaya mengumumkan sayembara, barang siapa bisa numpes kraman Adipati Jipang Panolan Arya Penangsang, maka akan mendapatkan hadiah bumi perdikan Mentaok dan Pati Pasantenan.

Sayembara ini dapat diikuti oleh segenap rakyat Pajang termasuk keluarga dan sentanadalem. Pamanahan dan Penjawi meskipun sebagai warangkadalem kasultanan Pajang mengikuti sayembara ini atas desakan Ki Juru Martani (kakak ipar Pamanahan).

Putra Ki Pamanahan yang juga anak angkat Sultan Hadiwijaya, bernama Danang Sutawijaya ikut serta dalam sayembara ini.

Karena Sultan Hadiwijaya tidak tega ketika melihat putra angkatnya turut dalam melaksanakan tugas tersebut, sehingga memberikan bantuan pasukan Pajang untuk melindungi Sutawijaya. Perang antara pasukan Ki Pamanahan dan Arya Penangsang terjadi di dekat Bengawan Sore.

Berkat siasat cerdik yang disusun Ki Juru Martani, Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, kena tusukan tombak kyai Plered . Sayembara menumpas Arya Penangsang (1549 M) merupakan pengalaman perang pertama bagi Sutawijaya.
Siasat Juru Mertani
Ki Juru Martani kemudian memanggil Pamanahan dan Panjawi, bahwa dalam menyampaikan laporan kepada Sultan Hadiwijaya, bukan Danang Sutawijaya yang membunuh Arya Penangsang, melainkan Pamanahan dan Panjawi. Meski pada awalnya kedua orang itu menolak cara yang digunakan oleh Juru Martani, tetapi setelah dijelaskan alasannya , maka keduanya hanya mengangguk-anggukan kepalanya, dan menyerahkan segalanya pada Juru Martani.

Setelah suasana menjadi tenteram, pada acara pisowanan agung di bale manguntur kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya menobatkan dua pahlawan Pajang yakni Pamanahan dan Panjawi menjadi panglima militer kasultanan Pajang. Untuk selanjutnya, hadiah yang dijanjikan yaitu Pati Pasantenan diberikan kepada Panjawi untuk mengelolanya.

Sedangkan Pamanahan diberi sebuah bumi Perdikan berupa hutan belantara di wilayah Mentaok yang kelak kemudian menjadi sebuah kerajaan besar di Nusantara.
Sindoro Sumbing, 03 Juni 2010
Sumber : Babad Demak II oleh : GPH Buminoto (1937)
create : ki Sastra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun