Kabar baik datang dari sektor pertanian Indonesia. Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada kuartal I/2025 tumbuh sebesar 10,52% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Angka ini menjadi rekor tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Secara historis, sejak 2011 hingga 2024, pertumbuhan sektor ini tidak pernah lebih dari angka 8%.
Apa yang mendorong lonjakan ini?
Sub sektor pertanian, peternakan, pemburuan, dan jasa pertanian menjadi motor utama pertumbuhan. Di dalamnya, sub sektor tanaman pangan menunjukkan kinerja paling mencolok yaitu tumbuh hingga 42,26% (YoY). Angka ini menjadikan sub sektor ini sebagai kontributor terbesar dalam lonjakan keseluruhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada awal tahun 2025.
Panen raya padi dan jagung menjadi faktor utama pertumbuhan ini. BPS mencatat produksi padi (GKG) mencapai 14,97 juta ton, naik lebih dari 50% dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya. Begitu juga pada produksi jagung pipilan kering yang naik 39% menjadi 4,73 juta ton. Kelimpahan hasil panen ini menjadi sebuah dorongan besar bagi sub sektor tanaman pangan.
Pemerintah turut menjaga stabilitas melalui kebijakan dan strategi. Salah satunya dengan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2025 yang mengatur tentang  pengadaan dan pengelolaan jagung dalam negeri serta penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Inpres juga mengatur Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung oleh Bulog sebesar Rp5.500 per kg. Berdasarkan data yang dirilis Bulog, serapan jagung dalam negeri oleh Bulog mencapai 50.490,03 ton pada tanggal 20 Juni 2025. Angka ini menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen nyata dalam melindungi petani serta menjaga keseimbangan pasokan pangan nasional. Kebijakan tersebut memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan petani. Hal ini terlihat dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) yang sebesar 121,15 pada Mei 2025.
Apakah ini Awal dari Kebangkitan Pertanian?
Walaupun capaian ini menunjukkan harapan besar bagi ketahanan pangan nasional, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Tantangan tersebut mencakup perubahan iklim yang berpotensi menggeser musim tanam dan menyebabkan kegagalan panen, fluktuasi harga komoditas akibat pengaruh dari pasar internasional yang dapat berimbas pada harga dan pendapatan petani. Selain itu terdapat masalah lain seperti keterbatasan sumber daya petani muda untuk meningkatkan inovasi pertanian. Diperlukan beberapa langkah dari Pemerintah untuk menjaga stabilitas sektor Pertanian agar potensinya dapat berjalan secara optimal.
Penulis: Saskila AuroraÂ
Referensi:
Badan Pusat Statistik (BPS). (2025, Mei). [Seri 2010] Laju Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen). Diambil kembali dari BPS: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTA0IzI=/-seri-2010--laju-pertumbuhan-pdb-seri-2010--persen-.html
Badan Pusat Statistik (BPS). (2025, Juni). NTP (Nilai Tukar Petani) menurut Provinsi (2018=100). Diambil kembali dari BPS: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTc0MSMy/nilai-tukar-petani--mei-2025.html